RAMALLAH, TEPI BARAT - Jalan-jalan di Tepi Barat dipenuhi kemarahan dan frustrasi. Setelah lebih dari dua pekan berlangsung perang antara Israel dan Hamas, banyak warga Palestina mengatakan, kebrutalan konflik itu semakin dekat, dan mereka mengkritik Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas, yang juga dikenal sebagai Abu Mazen.
Warga Palestina di Tepi Barat mengatakan, otoritas Palestina terutama presidennya, Mahmoud Abbas, harus mengambil pendekatan yang lebih konfrontatif terhadap Israel. Bagi banyak warga Palestina di sini, perundingan selama puluhan tahun dengan Israel tidak ada gunanya.
Wakil Walikota Qusra, Othman Hassan mengatakan, “Abu Mazen tidak mampu melakukan apa pun. Ia tidak mempunyai kemampuan untuk melindungi dan membela kami. Dia tidak berdaya. Satu-satunya harapan kami adalah negara-negara lain dapat memberikan pengaruh terhadap Israel.”
Qusra adalah sebuah desa kecil Palestina di Tepi Barat. Pada 11 Oktober, kota ini diserang oleh pemukim Yahudi yang tinggal di daerah tersebut. Empat orang tewas, menurut kementerian kesehatan Palestina.
Sejak serangan Hamas di Israel selatan pada 7 Oktober, sekira 100 warga Palestina dibunuh di Tepi Barat oleh pasukan Israel dan pemukim Yahudi, menurut berbagai laporan. Ketika kekerasan meningkat, semakin banyak orang di sana yang menyerukan pendekatan konfrontatif dibandingkan perundingan, seperti yang disukai oleh otoritas Palestina dalam beberapa dasawarsa terakhir.