WASHINGTON DC – Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mendesak para pemimpin dunia untuk bekerja sama mewujudkan “solusi dua negara” terkait konflik Palestina dan Israel pada hari Rabu, (25/10/2023), di Gedung Putih.
Solusi dua negara adalah sebuah kesepakatan di mana Palestina akan mendapatkan kemerdekaannya atas wilayah Jalur Gaza dan Tepi Barat. Namun, kesepakatan ini tidak disetujui oleh Hamas karena warga Israel bersama dengan dukungan pemerintahannya membangun pemukiman di wilayah yang telah disepakati sebagai wilayah Palestina.
Biden mengatakan tidak ada jalan untuk kembali ke status quo bagi Hamas karena meluncurkan serangan terhadap Israel pada 7 Oktober lalu.
"Itu berarti memastikan Hamas tidak dapat lagi meneror Israel dan menggunakan warga sipil Palestina sebagai perisai manusia," ujar Biden dalam sambutannya menjelang konferensi pers dengan Perdana Menteri Australia di Gedung Putih, sebagaimana dikutip dari The Hill.
"Ini juga berarti bahwa ketika krisis ini berakhir, harus ada visi tentang apa yang akan terjadi selanjutnya. Ini berarti upaya yang terkonsentrasi untuk semua pihak, Israel, Palestina, mitra regional, para pemimpin dunia, untuk menempatkan kita di jalan menuju perdamaian," tambahnya.
Hal ini bertolak belakang dengan tindakannya yang telah menunda rencana negosiasi yang dimediasi oleh AS antara Palestina dan Israel untuk mencapai solusi dua negara, terhitung sejak ia mulai menjabat sebagai presiden.
Saat ini, Biden menegaskan kembali dukungan AS untuk negara Palestina yang merdeka di samping Israel.
Presiden AS ini juga mengklaim telah berbicara dengan Raja Yordania Abdullah II bin Al-Hussein, Presiden Mesir Abdul Fattah as-Sisi, Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas, dan Putra Mahkota Arab Saudi Mohamed bin Salman bahwa ada harapan dan masa depan yang nyata di wilayah Palestina.
Dilansir dari The Tribune, Biden mengatakan bahwa meskipun ia tidak mempunyai bukti tetapi “nalurinya” merasa bahwa salah satu alasan Hamas menyerang Israel adalah untuk menganggu normalisasi antara Israel dan Arab Saudi.
Sebelumnya, Biden telah berusaha membangun Perjanjian Abraham di era Donald Trump untuk memperbaiki hubungan antara Palestina dan Israel. Akan tetapi, adanya perjanjian tersebut menimbulkan kekhawatiran bahwa upaya tersebut tidak mengarah ke pendirian negara Palestina yang merdeka.
(Susi Susanti)