MAINE - Seorang pria yang diduga membunuh 22 orang dalam penembakan massal di Maine, Amerika Serikat (AS) ditemukan tewas setelah dikejar selama tiga hari.
Komisaris Keamanan Publik Maine Michael Sauschuck mengatakan Robert Card, 40, ditemukan tewas akibat luka tembak yang dilakukannya sendiri.
Berita ini muncul beberapa jam setelah polisi mencabut perintah tinggal di rumah bagi komunitas yang biasanya tenang.
Di antara korban tewas adalah seorang kakek, seorang pemain bowling muda berbakat, dan empat penduduk setempat yang tunarungu, berusia antara 14 hingga 76 tahun.
“Tersangka penembakan Rabu malam telah ditemukan dan meninggal,” kata Kantor Sheriff County Androscoggin melalui Facebook, dikutip BBC.
Pada konferensi pers di Balai Kota Lewiston, Gubernur Maine Janet Mills mengatakan mayat tersebut ditemukan di Lisbon, dekat tempat penembakan terjadi.
“Saya bernapas lega malam ini mengetahui bahwa Robert Card tidak akan menjadi ancaman bagi siapa pun,” lanjutnya.
Gubernur Mills mengatakan penemuan jenazah tersangka akan menempatkan masyarakat pada jalan yang panjang dan sulit menuju penyembuhan.
Kepala Polisi Lewiston David St Pierre menambahkan bahwa dia “sangat gembira” dengan berita tersebut, tetapi “pekerjaan kami belum selesai di sini”.
“Kami akan berduka untuk keluarga yang kehilangan orang yang dicintai, kami akan terus bekerja, kami akan bertahan dan kami akan menjadi orang yang lebih baik karenanya,” ujarnya.
Komisaris Sauschuck mengatakan mayat itu ditemukan pada pukul 19:45 waktu setempat (23:45 GMT) pada Jumat (27/10/2023) di dekat sungai di Air Terjun Lisbon.
Dia mengatakan banyak rincian yang dirahasiakan karena pihak berwenang ingin berbicara dengan keluarga korban terlebih dahulu.
Konferensi pers lainnya dijadwalkan pada pukul 10:00 (14:00 GMT) pada Sabtu (28/10/2023).
Polisi sebelumnya pada Jumat (27/10/2023) merilis nama ke-18 korban.
Senator Maine Susan Collins mengatakan negara bagian sekarang dapat bernapas lega berkat para petugas pertolongan pertama yang berani yang bekerja siang dan malam untuk menemukan pembunuh ini.
Dia menambahkan bahwa Presiden AS Joe Biden telah meneleponnya pada Jumat (27/10/2023) sebelumnya untuk memberi tahu dia bahwa tersangka telah meninggal.
Adik ipar tersangka mengatakan kepada NBC bahwa keluarga tersebut “melakukan segala yang kami bisa untuk membantu penegakan hukum”.
“Hati kami hancur,” kata Katie Card, yang menikah dengan saudara laki-laki pelaku penembakan.
Seperti diketahui, penembakan massal itu terjadi pada Rabu (25/10/2023) malam di sebuah bar lokal dan arena bowling di kota kecil Lewiston.
Polisi menanggapi laporan penembakan di dua lokasi, sebuah restoran bernama Schemengees, dan Just-In-Time Recreation, sebuah arena bowling, yang berjarak sekitar empat mil (6,5 km).
Tujuh orang tewas di arena bowling, delapan orang di Schemengees Bar and Grille, dan tiga orang dinyatakan meninggal di rumah sakit setempat.
Pada Jumat (27/10/2023) malam, sebelum berita bahwa Card ditemukan, anggota komunitas tunarungu setempat, yang sangat terkena dampak tragedi tersebut, berkumpul melalui Zoom untuk melakukan aksi virtual.
Hampir 100 orang tuna rungu dan orang yang mengalami gangguan pendengaran dari seluruh negeri bergabung.
“Tidak ada kata-kata atau tanda-tanda untuk mengungkapkan apa yang kita semua alami,” kata moderator Terry Morrell membuka acara.
“Kami kehilangan empat orang tunarungu tercinta”, lanjutnya. Adapun dua orang tunarungu lainnya terluka.
“Kami semua berduka, kami semua kaget, kami marah, kami mati rasa,” ujarnya.
(Susi Susanti)