“Ini tahap kedua perang yang tujuannya jelas – menghancurkan kapabilitas pemerintahan dan militer Hamas dan membawa pulang para sandera,” kata Netanyahu kepada para wartawan sebagaimana dilansir dari VOA Indonesia.
“Kita baru mulai,” katanya. “Kita akan menghancurkan musuh di atas dan bawah tanah,” imbuhnya.
Israel sudah memperketat blokade dan membombardir Gaza selama tiga minggu sejak kelompok Hamas melancarkan serangan fatal pada 7 Oktober. Menurut pihak berwenang Israel, setidaknya 1.400 orang Israel tewas dalam serangan paling mematikan dalam sejarah negara itu selama 75 tahun.
Negara-negara barat umumnya mendukung apa yang mereka sebut sebagai ‘hak Israel untuk membela diri.’ Namun, kecaman internasional makin nyaring terhadap korban jiwa yang berjatuhan akibat pengeboman. Selain itu, seruan untuk “jeda kemanusiaan” juga makin kencang agar bantuan-bantuan bisa menjangkau warga sipil Gaza dan meredakan krisis kemanusiaan.
Pihak berwenang medis di Jalur Gaza yang berpenduduk 2,3 juta jiwa mengatakan sebanyak 7.650 orang Palestina tewas akibat serangan Israel untuk menghancurkan para militan yang disokong oleh Iran.
Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas mengatakan “Rakyat kami di Jalur Gaza menghadapi perang genosida dan pembantaian yang dilakukan oleh pasukan pendudukan Israel yang ditonton oleh seluruh dunia.” Otoritas Palestina memerintah sebagian dari Tepi Barat, sedangkan Hamas menguasai Gaza.