GAZA – Kelompok Hamas membantah pengumuman Israel mengenai pembebasan seorang tentara wanita yang ditahan sebagai tawanan perang oleh Brigade Al-Qassam di Jalur Gaza. Hamas menyebut pengumuman Israel itu merupakan “pengalihan perhatian”.
“Sehubungan dengan tuduhan teroris pendudukan Zionis tentang pembebasan seorang tentara wanita, kami tegaskan bahwa hal ini dimaksudkan untuk mengalihkan perhatian dari video tahanan wanita yang disiarkan Al-Qassam hari ini, yang menimbulkan guncangan besar bagi komunitas Zionis.,” kata Izzat Al-Rishq, anggota biro politik Hamas sebagaimana dilansir Middle East Monitor.
“Klaim tersebut merupakan upaya untuk melepaskan diri dari tekanan yang ditimbulkan oleh isu tahanan pendudukan terhadap Netanyahu dan pemerintahannya. Tidak ada seorang pun yang mempercayai narasi palsu Zionis, dan bahkan komunitas Zionis sendiri pun tidak mempercayai para pemimpinnya.”
Juru Bicara Hamas, Hazem Qassem, juga menegaskan bahwa “penjajah tidak akan mendapatkan tahanannya kecuali melalui kesepakatan pertukaran yang mencakup semua tahanan kami,” seraya menekankan bahwa Israel mengklaim berupaya untuk membebaskan tahanannya, namun mereka membahayakan nyawa mereka dengan serangan yang tidak pandang bulu.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan tentara pendudukan mengklaim bahwa mereka membebaskan seorang tentara wanita setelah koordinasi antara tentara dan badan keamanan internal Shin Bet. Menurut Netanyahu, “Malam ini, wajib militer Uri Magedish dibebaskan setelah dia diculik oleh Hamas. Tentara itu telah diperiksa secara medis, dan dia dalam kondisi baik, dan dia bertemu dengan keluarganya.” IDF dan Shin Bet, tambahnya, akan terus berupaya untuk membebaskan orang-orang yang diculik.
Klaim penyelamatan tersebut menyusul dirilisnya video oleh Brigade Al-Qassam yang menunjukkan tiga tahanan wanita Israel menyerang Netanyahu dengan keras, dan menuduhnya bertanggung jawab atas penahanan mereka.
(Rahman Asmardika)