TPST Bantargebang Terbakar, DPR Minta Ubah Model Pengelolaan Sampah Jadi Pupuk

Achmad Al Fiqri, Jurnalis
Selasa 31 Oktober 2023 12:10 WIB
Kebakaran TPST Bantargebang (Foto: Tangkapan layar)
Share :

JAKARTA - Komisi IV DPR RI meminta pemerintah mengubah model pengelolaan sampah di Tempat Pembuangan Sampah (TPS) dan Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Permintaan itu ditujukan agar pengelolaan sampah bisa lebih efisien sehingga penumpukan sampah dapat lebih terkendali.

Hal itu menyusul maraknya kebakaran di TPS dan TPA akibat cuaca panas ekstrem. Teranyar, Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang di Bekasi, Jawa Barat terbakar pada Minggu 29 Oktober 2023. Kebakaran tersebut terjadi di Zona II Jambore yang memiliki luas sekitar 17,7 hektare.

"Krisis kebakaran TPS di Indonesia sepanjang kemarau tahun ini adalah tanda bahwa model pengelolaan sampah yang berbasis kumpul, angkut dan buang tidak lagi dapat diterapkan," ucap anggota Komisi IV DPR RI, Daniel Johan, dikutip Selasa (31/10/2023).

Berkaca dari kejadian tersebut, Daniel menilai kebakaran di TPS dan TPA merupakan salah satu puncak gunung es dari pengabaian sistematis jangka panjang yang telah dilakukan oleh semua level pemerintahan.

"Kebanyakan TPA di Indonesia menggunakan sistem angkut buang tanpa proses pemilahan. Model open dumpling ini saya rasa sudah sangat tidak relevan mengingat banyak kejadian kebakaran karena tidak adanya proses pemilahan sampah," ujarnya.

"Ditambah, kita saat ini tengah menghadapi perubahan iklim yang membuat cuaca panas lebih dari tahun sebelumnya, apabila beberapa bahan kimia yang terakumulasi dari sampah menghasilkan gas metana yang mudah terbakar sehingga kebakaran bisa terjadi," tambah Daniel.

Kendati mengatasi masalah pengelolaan sampah yang semakin buruk, Daniel pun mendorong Pemerintah untuk berinvestasi dalam fasilitas pengelolaan sampah terpadu yang mencakup daur ulang, kompos, dan pengolahan limbah berbahaya.

Menurutnya, model terpadu ini tidak hanya membantu mengurangi jumlah sampah yang berakhir di TPA, melainkan juga menciptakan peluang ekonomi melalui daur ulang dan pengolahan limbah yang bijak.

"Pengolahan sampah yang mengedepankan hasil bagi masyarakat, misalnya bisa menghasilkan pupuk organik yang sangat berguna bagi petani. Ini juga akan menjadi langkah dukungan dari Pemerintah, di saat petani-petani mulai teriak kesulitan pupuk," katanya.

Daniel menambahkan, pengolahan sampah menjadi pupuk organik juga akan memperluas dampak positif dalam berbagai aspek. Termasuk mendukung perbaikan lingkungan, pertanian, dan ekonomi.

"Di tengah-tengah tantangan lingkungan global dan ketidakberlanjutanan model pertanian konvensional, penggunaan pupuk organik yang berasal dari sampah menjadi solusi inovatif yang perlu diperluas," kata Daniel.

Tak hanya itu, ia berkata, pupuk organik mengandung bahan nutrisi alami yang diperlukan oleh tanaman. Untuk itu, ia mengatakan, penggunaan pupuk organik secara teratur dapat meningkatkan kesuburan tanah, meningkatkan hasil panen, dan mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia yang dapat merusak tanah dan lingkungan.

"Pupuk kimia dan pestisida seringkali memiliki dampak negatif pada lingkungan, termasuk pencemaran air dan tanah serta kerusakan keanekaragaman hayati. Pupuk organik yang bersifat lebih ramah lingkungan dapat membantu mengurangi dampak dampak tersebut," pungkasnya.

(Arief Setyadi )

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya