Rekayasa yang dibuat gurunya, lanjut DS, mengharuskan anaknya mengikuti cerita bohong bahwa kejadian tersebut terjadi ketika anaknya datang dari toilet, masuk ke kelas lihat teman-teman, anaknya lagi main tarik-tarikan dan mencoba menolong namun satu tangannya dilepasi, sehingga temennya terjatuh anaknya tersandung ikut jatuh.
"Dan (cerita rekayasa) itu konstan konsisten dipegang anak saya, omongan itu sampai kemarin. Adapun selama hari-hari di sekolah, guru-guru dan kepala sekolah itu terus mengintimidasi anak saya memastikan bahwa tidak bersuara, tidak speak up (kejadian sebenarnya)," ujar DS.
BACA JUGA:
Padahal kejadian yang sebenarnya, korban ketika berjalan dari toilet akan menuju ke ruang kelas, sengaja didorong oleh temannya, dan teman lainnya sudah berada di belakang korban dengan posisi membungkuk seperti sedang bersujud, sehingga korban terjatuh dan mengalami patah tulang.
BACA JUGA:
Sementara itu pihak sekolah yang coba dihubungi melalui sambungan telepon dan pesan singkat, belum merespons pertanyaan wartawan. Ketika datang ke sekolah untuk meminta keterangan, penjaga sekolah menyebutkan bahwa kepala sekolah tidak berada di tempat.
Saat ini orangtua korban sudah melaporkan kejadian perundungan ini yang melibatkan pihak sekolah kepada Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Sukabumi Kota dengan nomor laporan polisi: STTLP/B/367/X/2023/SPKT/POLRES SUKABUMI KOTA/POLDA JAWA BARAT.
(Fakhrizal Fakhri )