Perjuangan Tim Evakuasi WNI Gaza, Hadapi Serangan di Sepanjang Jalan Hingga Sulitnya Komunikasi

Rahman Asmardika, Jurnalis
Jum'at 03 November 2023 11:17 WIB
Abdillah Onim dan keluarganya yang dievakuasi dari Gaza. (Foto: Dok. Kemlu RI)
Share :

JAKARTA – Upaya evakuasi yang dilakukan pemerintah Indonesia berhasil mengeluarkan empat warga negara Indonesia (WNI) dan seorang istri WNI dari Jalur Gaza yang terkepung ke Mesir. Upaya evakuasi tersebut tidak berlangsung mudah, bahkan sempat beberapa kali dibatalkan karena keadaan di lapangan.

Tim dari Kedutaan Besar RI (KBRI) Kairo telah bersiaga di Penyeberangan Rafah pada Rabu, 1 November 2023, ketika pintu yang membatasi Gaza dan Mesir itu dibuka. Namun, upaya evakuasi awal yang coba dilakukan terpaksa dibatalkan. 

“Perjalanan evakuasi 4 WNI dan 1 istri WNI ini bukan hal yang mudah, sekali lagi bukan hal yang mudah. Teman-teman ingat di tanggal 1 November, WNI sudah berusaha menuju Rafah, namun harus kembali karena situasi sangat tidak kondusif. Di sepanjang jalan terjadi serangan-serangan,” terang Menlu RI Retno Marsudi dalam pengarahan pers di kantor Kementerian Luar Negeri RI (Kemlu RI), Jakarta, Jumat, (3/11/2023).

“Mengingat situasi yang sangat tidak kondusif ini, maka kami bersepakat agar WNI kembali ke rumah mereka di Gaza Utara.”

Upaya evakuasi kembali dilakukan pada Kamis, 2 November pagi, namun kembali gagal karena situasi yang tidak memungkinkan. Barulah pada upaya evakuasi ketiga pada 2 November siang hari empat WNI, dan seorang istri WNI berhasil dievakuasi dari Gaza.

Dari Rafah, para WNI kemudian menempuh perjalanan sejauh sekira 367 km, selama 7 jam, ke Kairo dimana mereka saat ini berada. Dari Kairo, para WNI akan memutuskan apakah akan pulang ke Indonesia atau ke negara lain.

Menurut Menlu RI, proses evakuasi ini dipersulitr tak hanya oleh situasi keamanan di Gaza, dimana pengeboman oleh tentara Israel terus terjadi dan pertempuran masih berlangsung, namun juga karena tidak stabilnya sambungan komunikasi.

“Yang lebih menyulitkan dari proses evakuasi ini antara lain adalah karena komunikasi selalu on and off (putus sambung). Sambungan komunikasi kadang dapat dipergunakan dan kadang dalam banyak waktu tidak dapat dipergunakan,” kata Retno.

Sambungan komunikasi yang tak stabil ini juga menyulitkan pihak Kementerian Luar Negeri RI (Kemlu RI) untuk memastikan kondisi para WNI di Gaza.

Selain itu, Menlu RI menjelaskan bahwa evakuasi WNI dari Gaza tidak seperti proses evakuasi lainnya, yang pernah dilakukan oleh pemerintah Indonesia.

“Perlu waktu panjang untuk menciptakan koridor evakuasi. Penjelasan saya mengenai upaya 1 November, 2 November pagi, itu merupakan bukti bahwa perlu upaya yang sangat sulit untuk menciptakan koridor aman evakuasi,” jelas Retno.

“Selain itu, proses administrasi untuk dapat meninggalkan Gaza juga sangat ketat dan melibatkan banyak pihak kunci di Gaza. Jadi nama-nama itu harus mendapatkan approval dari banyak pihak yang ada di Gaza, dan ini tidak kita alami di proses.”

Saat ini pemerintah Indonesia masih berusaha mengevakuasi satu keluarga WNI lagi dari Gaza, yang terdiri dari tiga WNI (satu suami dan dua anak) dan istri warga Palestina. Keluarga WNI ini telah mencapai pintu Rafah, tetapi masih harus menyelesaikan beberapa administrasi agar bisa melintas ke Mesir.

Menlu RI berharap perbatasan Rafah akan tetap dibuka pada Jumat, yang merupakan hari libur bagi negara-negara Arab, agar upaya evakuasi dapat dilanjutkan.

(Rahman Asmardika)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya