Pimpinan semua badan utama PBB telah mengeluarkan pernyataan bersama yang menyerukan “gencatan senjata kemanusiaan segera”, dan mengatakan “sudah cukup”.
“Selama hampir sebulan, dunia menyaksikan situasi yang terjadi di Israel dan wilayah pendudukan Palestina dalam keterkejutan dan kengerian atas meningkatnya jumlah nyawa yang hilang dan terkoyak,” tulis para pemimpin PBB.
Para pemimpin organisasi termasuk Unicef, WHO dan Program Pangan Dunia – serta badan amal seperti Save the Children – menggambarkan hilangnya nyawa yang “mengerikan” di kedua belah pihak. Mereka juga telah mengeluarkan pernyataan yang menuntut pembebasan tanpa syarat atas sandera yang disandera Hamas selama serangan 7 Oktober.
“Namun, pembunuhan mengerikan terhadap lebih banyak warga sipil di Gaza adalah sebuah kebiadaban, karena 2,2 juta warga Palestina terputus dari makanan, air, obat-obatan, listrik dan bahan bakar,” terangnya.
Pernyataan itu menambahkan bahwa 88 orang yang bekerja untuk UNRWA, badan yang berfokus pada pengungsi Palestina, telah terbunuh sejak 7 Oktober – yang merupakan jumlah kematian tertinggi yang pernah dicatat PBB dalam satu konflik.
PBB – yang menampung 1,5 juta pengungsi Gaza – mengatakan 48 lokasinya di Jalur Gaza telah rusak sejak perang pecah.
Israel menolak gagasan gencatan senjata – yang juga diserukan oleh negara-negara tetangga Arabnya – dan menolak usulan jeda kemanusiaan, yang merupakan solusi yang disukai sekutunya, Amerika Serikat.
Pada akhir pekan, PM Israel Benjamin Netanyahu mengatakan Israel menolak “gencatan senjata sementara yang tidak mencakup pembebasan sandera kami” dalam sebuah pernyataan TV, beberapa menit setelah panggilan telepon dengan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken.
Dia mengatakan bahwa Israel “terus mengerahkan seluruh kekuatan kami” melawan Hamas.
(Susi Susanti)