JAKARTA - Israel menjadikan Rumah Sakit Indonesia (RSI) di Jalur Gaza, Palestina sebagai salah satu target serangan udara. Pasukan zionis Israel berdalih, rumah sakit termasuk fasilitas seperti ambulans menjadi tempat pejuang Hamas bersembunyi.
Militer Israel mengatakan ada markas besar Hamas yang terletak di bawah rumah sakit. Mereka juga menuding Hamas menggunakna ambulans untuk mengangkat pasukan dan melakukan serangan.
Meski, Klaim Israel tersebut sudah dibantah Kementerian Luar Negeri (Kemlu) mengatakan bahwa RS Indonesia di Gaza didirikan untuk misi kemanusiaan serta melayani kebutuhan medis masyarakat di sana.
Kemlu mengatakan jika untuk sekarang ini, RS tersebut dikelola sepenuhnya otoritas Palestina di Gaza. Sedangkan relawan Indonesia hanya sebatas membantu. Karena itu, Indonesia konsisten mengutuk dan menyerukan penghentian segera serangan membabibuta Israel yang menyasar warga sipil dan fasilitas-fasilitas kemanusiaan, termasuk rumah sakit dan ambulans.
Pembangunan RSI di Gaza membutuhkan perjalanan panjang. Ada beberapa tahap yang harus dilalui sebelum pembangunan dilakukan sehingga bisa digunakan seperti sekarang ini.
Berikut 5 Fakta Rumah Sakit Indonesia di Gaza.
1. Menurut situs Mer-c, penamaan Rumah Sakit Indonesia karena seluruh dana pembangunan berasal dari masyarakat Indonesia. Penamaan Indonesia juga menjadi bagian silaturahim jangka panjang dua negara serta memberi pesan bahwa di tanah Palestina ada aset dan sumbangan dari rakyat Indonesia untuk rakyat Palestina.
2. Pembangunan RS mulai dilakukan pada 14 Mei 2011. Dibutuhkan waktu sekitar 9 bulan untuk pembangunan struktur diikuti pembangunan arsitektur dan ME (Mechanical Electrical). Pada 28 Februari 2014 pembangunan RSI yang terdiri dari 2,5 lantai dengan total luas mencapai hampir 10.000 m2 selesai.
3. Pembangunan RSI murni menggunakan dana sumbangan masyarakat Indonesia yang sebagian besar merupakan kalangan menengah ke bawah. Mer-C mengatakan tidak ada dana bantuan asing dan saat itu (2013) belum ada dana bantuan dari pemerintah Indonesia.
4. RS Indonesia berdiri dengan luas 16.261 m2 yang terletak di Bayt Lahiya merupakan wakaf dari pemerintah Palestina di Gaza. Masih menurut Mer-C, keberadaan tanah Wakaf tersebut tidak lepas dari Perdana Menteri Palestina Ismail Haniya.
5. RS Indonesia di Gaza disebut bangunan terunik dan terbesar dimana sebagian besar bangunan di wilayah okupasi Israel ini berbentuk segi empat. Pembangunan mulai dari ide, struktur, arsitektur dan ME sampai tenaga insinyur dan pekerja adalah putra-putra bangsa Indonesia.
Keberadaan RSI ini diharapkan bias membantu menangani pasien-pasien yang mengalami trauma fisik dan merehabilitasi mereka sehingga mereka bisamandiri dan beraktifitas kembali. “Kami dengan tegas menyampaikan bahwa Rumah Sakit Indonesia yang berdiri di Gaza, Palestina, merupakan rumah sakit yang dibangun untuk memberikan pengobatan dan melayani masyarakat kata Presidium MER-C Dr. Henry Hidayatullah.
(Maruf El Rumi)