GAZA - Seorang pemimpin senior Hamas menolak untuk mengakui bahwa kelompoknya membunuh warga sipil di Israel, dan mengklaim hanya wajib militer yang menjadi sasaran.
Moussa Abu Marzouk mengatakan kepada BBC bahwa perempuan, anak-anak dan warga sipil dikecualikan dari serangan Hamas.
Klaimnya sangat kontras dengan banyaknya bukti yang menunjukkan bahwa anggota Hamas menembak orang dewasa dan anak-anak yang tidak bersenjata.
Buktinya termasuk video dari kamera tubuh Hamas dan kesaksian langsung yang diberikan kepada jaringan berita internasional.
Israel mengatakan lebih dari 1.400 orang dibunuh oleh Hamas dalam serangan 7 Oktober, kebanyakan dari mereka adalah warga sipil.
Marzouk, wakil pemimpin politik kelompok tersebut, yang asetnya akan dibekukan di Inggris berdasarkan peraturan anti-terorisme, diwawancarai pada Sabtu (4/11/2023) di Teluk. Dia adalah anggota paling senior yang berbicara kepada BBC sejak serangan pada 7 Oktober lalu.
BBC mendesak Marzouk mengenai perang di Gaza, khususnya mengenai sejumlah sandera yang ditahan di wilayah tersebut.
Dia menjawab bahwa mereka tidak dapat dibebaskan ketika Israel membom Gaza. Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas mengatakan 10.000 orang telah terbunuh sejak Israel memulai operasinya bulan lalu.