GAZA - Perdana Menteri (PM) Palestina, Mohammad Ibrahim Shtayyeh, terlihat menangis ketika memberikan keterangan pada saat siaran langsung konferensi pers beberapa waktu yang lalu.
Ini terkait dengan penemuan seorang ibu dan tiga anaknya yang terkubur di bawah reruntuhan.
“Sorang ibu dari tiga anak terkubur di bawah reruntuhan seraya bicara kepada anak-anaknya ‘Biarkan aku melihat cinta’,” terangnya, dalam konferensi pers tersebut.
PM pun mendoakan agar para syuhada mendapatkan rahmat dan para penjahat mendapatkan aib dan keburukan.
Dia menegaskan jika Menteri Warisan Israel tidak puas dengan 10.000 orang yang mati syahid, lebih dari 25.000 orang terluka, dan satu juta orang terlantar.
Menteri Israel ini dianggap ingin menjadikan Gaza seperti Hiroshima. “Ia ingin melihat genosida terjadi di Gaza dengan bom nuklir yang dimiliki Israel,” ujarnya.
Sepertti diketahui, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) berada di “jantung Kota Gaza” dan menargetkan infrastruktur dan komandan Hamas di sana ketika serangan Israel meningkat.
Gallant pada hari Selasa (7/11/2023)mengatakan bahwa pasukan datang dari utara dan selatan serta menyerbu melalui koordinasi dengan angkatan udara dan angkatan laut.
“Mereka mengandalkan intelijen yang tepat, dengan satu sasaran: teroris Hamas di Gaza, infrastruktur dan komandan mereka,” terangnya pada konferensi pers.
Tidak jelas berdasarkan pernyataan Gallant di mana tepatnya IDF beroperasi di Gaza. Pada Senin (6/11/2023), juru bicara IDF mengatakan kepada CNN bahwa militer Israel bergerak maju menuju Kota Gaza, yang menurutnya telah dikepung oleh militer Israel sejak mencapai pantai Gaza pada Minggu (5/11/2023).
"Gaza adalah benteng teror terbesar yang pernah dibangun umat manusia. Seluruh kota ini adalah basis teror yang besar. Di bawah tanah, terdapat beberapa kilometer terowongan yang menghubungkan ke rumah sakit dan sekolah," terangnya.
(Susi Susanti)