Alasan Palestina Mau Menampung Orang Yahudi yang Terusir dari Jerman dan Polandia Usai Perang Dunia I

Serli Utari Dewi, Jurnalis
Rabu 08 November 2023 14:32 WIB
Alasan Palestina mau menampung orang Yahudi yang terusir dari Jerman dan Polandia usai Perang Dunia I (Foto: Ilustrasi/AFP)
Share :

PALESTINA - Penduduk Yahudi di Palestina sudah ada sejak kekaisaran Ottoman, rakyatnya berpusat di kota-kota suci Yerusalem, Safed, Tiberias dan Hebron. Pada 1880 sebelum imigrasi dimulai populasi Yahudi Palestina berjumlah sekitar 25.000 orang.

Kelompok kecil orang Yahudi yang tersebar di seluruh Eropa mulai bekerja sama untuk mendirikan koloni pertanian di Palestina. Kelompok-kelompok ini bertemu secara resi untuk pertama kalinya pada tahun 1897 atas konferensi Zionis pertama di Basel, Swiss.

Dua gelombang pertama imigrasi terjadi di bawah kekaisaran Ottoman, antara tahun 1882 dan 1903, membawa 20.000 hingga 30.000 orang Rusia yang melarikan diri dari program Tsar Rusia. Kemudian gelombang kedua sebanyak 35.000 sampai 40.000 lebih orang Rusia yang kebanyakan mereka sosialis, mereka mendirikan tempat di Tel-Aviv dan juga mendirikan kibbutzim atau desa kolektif, dikutip dari CJPM.

Akibat Perang Dunia I dan kelaparan, total populasi Palestina menurun, dan kelompok Yahudi hanya berjumlah 60.000.

Setelah Perang Dunia I, populasi di Palestina kembali meningkat akibat adanya imigrasi yang lebih banyak atau gelombang ketiga yang membawa 35.000 orang Yahudi dari Uni Soviet, Polandia dan negara-negara Baltik pada tahun 1919 dan 1923, dan 82.000 orang Yahudi dari Balkan dan Timur pada tahun 1924 dan 1931.

Pada akhir tahun 1931, terdapat 174.600 orang Yahudi yang tinggal di Palestina, 17 persen dari populasi.

Lalu apa alasan Palestina ingin menampung orang Yahudi yang terusir dari Jerman dan Polandia setelah Perang Dunia I ini?

Rakyat Palestina yang selama ini menerima bahwa negaranya dihuni oleh lebih dari 174.600 orang Yahudi karena adanya Deklarasi Balfour. Sebuah surat yang ditulis pada 2 November 1917 oleh Arthur Balfour kepada Lord Rothschild yaitu seorang pemimpin komunitas Yahudi Inggris, untuk dikirim ke Federasi Zionis Inggris Raya dan Irlandia , ia mengatakan selama Perang Dunia Pertama ia mendukung pendirian “rumah nasional bagi orang-orang Yahudi” di Palestina, dan akan menggunakan upaya terbaik mereka untuk memfasilitasi pencapaian ini, dipahami dengan jelas bahwa tidak boleh melakukan apapun yang dapat merugikan hak-hak sipil dan agama dari komunitas non Yahudi yang ada di Palestina, atau hak dan status politik yang dinikmati oleh orang Yahudi di negara lain manapun, dikutip dari Wikipedia.

Deklarasi ini tentunya memiliki konsekuensi jangka panjang, hal ini sangat meningkatkan dukungan untuk Zionisme dalam komunitas Yahudi di Seluruh dunia, dan menyebabkan munculnya Israel.

(Susi Susanti)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya