Teguh Hati Alex Kawilarang Disiksa Jepang, Dijejali 20 Ember Air hingga Ditusuk-tusuk Garpu

Qur'anul Hidayat, Jurnalis
Rabu 08 November 2023 06:04 WIB
Alex Kawilarang. (Foto: Dok Ist)
Share :

Tiga bulan di Plaju, Kawilarang berhenti bekerja dan sempat nganggur setelah tidak betah bekerja sebagai penerjemah Bahasa Inggris. Kemudian, dirinya bekerja kembali di pabrik karet di Tanjung Karang, Lampung.

Saat bekerja di Lampung Kawilarang terjaring razia Kempeitai, Kepolisian Rahasia Jepang yang dikenal bengis. Kempeitai rutin menggelar razia untuk mencari orang-orang pribumi asal Manado dan Ambon. Jepang menganggap, orang-orang Manado dan Ambon adalah “anak emas” Belanda dan pasti bekas tentara KNIL.

Kawilarang akhirnya diciduk pada November 1943 ketika tengah istirahat. Ia sempat sehari didiamkan di sebuah sel sempit yang pengap dan bau. Namun, siksaan semacam itu belum seberapa dibanding yang akan dialaminya kemudian.

Kawilarang dicecar banyak pertanyaan dan diintimidasi untuk mengaku sebagai mantan tentara Belanda. Kawilarang tidak mengaku dan berbohong, bahwa dia merupakan mahasiswa Technische Hoge School (THS) atau kini Institut Teknologi Bandung (ITB).

Interogator Kempeitai yang tak percaya kemudian melancarkan aksi penyiksaan yang tak terperikan. Tubuhnya disundut rokok, disabet dengan ikat pinggang, hingga digantung dengan posisi tangan terikat di belakang.

Sempat terbesit berkeinginan dalam hati Kawilarang untuk mati saja. Hingga akhirnya dia teringat pesan ibunya untuk selalu berdoa.

Kawilarang sempat ditinggalkan dengan posisi tergantung dengan tangan terikat di belakang. Tapi mentalnya juga turut tersiksa mendengar jeritan tawanan lain di kamar sebelah.

Siksaan Kawilarang pada hari nahas itu hanya sampai situ. Setelah ikatannya dilepas, tubuh Kawilarang langsung roboh tak berdaya. Setelah diperintahkan berdiri, Kawilarang “dipersilakan” keluar dari kamp tahanan.

Sebelum kembali bekerja di pabrik karet, dia sempat berobat lebih dulu. Para pegawai lain yang melihat bekas-bekas lukanya, seolah sudah maklum.

Kawilarang kembali terjaring razia yang kali ini dilakukan Keimubu (Polisi Jepang) pada Juni 1944. Siksaan yang pernah dilakukan Kempeitai sebelumnya, dirasakan Kawilarang kembali.

Penyiksaan “waterproof” ini dilakukan berulang-ulang kali. Mulutnya dipaksa dijejali air 20 ember yang kemudian, tubuhnya diinjak-injak dengan sadis.

Seolah tidak puas, pemukulan juga dialami, sekaligus perutnya ditusuk tusuk garpu. Luka di perut ini tak pernah hilang hingga akhir hayatnya.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya