JAKARTA – Israel menggunakan bom fosfor putih dalam operasi militernya di Gaza dan Lebanon. Penggunaan bom ini dianggap sebagai tindakan yang dapat membahayakan warga sipil dengan resiko cedera serius dan dampak jangka panjang.
Dilansir dari Anadolu Agency yang mengutip dari sumber medis, ratusan orang di Gaza menderita penyakit yang sama yaitu masalah pernafasan, hal ini menyebabkan korban berjatuhan yang mati lemas.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menjelaskan dalam situs resminya bahwa Fosfor putih, yang juga dikenal sebagai fosfor kuning, merupakan substansi padat berwarna dari putih hingga kuning dengan aroma yang mirip bawang putih.
Fosfor putih memiliki sifat untuk dapat menyala secara spontan ketika terpapar udara pada suhu di atas 30° C, dan akan terus terbakar hingga teroksidasi sepenuhnya atau sampai kekurangan oksigen. Proses pembakaran fosfor ini menghasilkan asap tebal berwarna putih yang mengandung campuran oksida fosfor dan memiliki sifat iritasi.
Fosfor putih memiliki berbagai penggunaan dalam konteks militer, seperti digunakan dalam granat dan peluru artileri untuk menciptakan efek penerangan, tabir asap, dan sebagai bahan pembakar.
Secara industri, fosfor putih digunakan terutama dalam produksi asam fosfat, fosfat, dan senyawa lainnya. Asam fosfat digunakan dalam berbagai produk, termasuk pupuk dan deterjen. Fosfor putih juga pernah digunakan sebagai agen pembasmi tikus dan dalam pembuatan kembang api.