Presiden Israel Bantah Serang RS Al-Shifa di Gaza, Tuduh Hamas yang Mengebom

Susi Susanti, Jurnalis
Selasa 14 November 2023 07:12 WIB
Presiden Israel bantah serang RS Al-Shifa di Gaza (Foto: BBC)
Share :

Ketika ditanya apakah Israel telah bertindak terlalu jauh dalam menanggapi serangan Hamas pada tanggal 7 Oktober, yang menewaskan 1.200 orang di Israel dan sekitar 240 orang disandera saat kembali ke Gaza, Herzog memiliki pendapat sendiri.

"Kami bekerja sesuai dengan aturan hukum kemanusiaan internasional. Kami memperingatkan setiap warga sipil, karena rumah mereka telah menjadi basis teror,” terangnya.

"Sayangnya, ada tragedi. Kami tidak menghindarinya. Tapi sebenarnya banyak tragedi yang dilakukan oleh Hamas, seperti mereka mengebom rumah sakit [Al-]Shifa kemarin, bukan Israel,” lanjutnya.

Ahli bedah Marwan Abu Saada mengatakan kepada BBC pada Sabtu (11/11/2023) bahwa rumah sakit kehabisan air, makanan dan listrik.

Dia mengatakan suara tembakan dan pemboman bergema di seluruh rumah sakit “setiap detik”.

Juru bicara militer Israel Laksamana Muda Daniel Hagari mengatakan Israel akan membantu mengevakuasi bayi dari Al-Shifa menyusul permintaan dari administrasi rumah sakit. Dr Abu Saada mengatakan pada Minggu malam bahwa tiga bayi baru lahir telah meninggal.

Militer Israel juga merilis video tentara meninggalkan 15 jerigen bahan bakar di pinggir jalan menuju rumah sakit pada Minggu (12/11/2023) tetapi mengklaim Hamas menghentikan pengambilan jerigen tersebut.

Namun, dokter mengatakan jumlah tersebut tidak akan menghasilkan listrik yang cukup untuk satu jam. Sedangkan evakuasi bayi memerlukan inkubator bergerak khusus.

Ketika ditanya apakah sudah waktunya untuk mendengarkan seruan sekutu Israel, termasuk Presiden Prancis Macron, untuk melakukan gencatan senjata dan mengambil langkah-langkah untuk mengurangi korban sipil, Herzog menegaskan hak Israel untuk mempertahankan diri setelah serangan pada Oktober lalu.

“Kami tentu saja mendengarkan sekutu kami, tapi yang pertama dan terpenting, kami membela diri,” katanya.

Dia mengakui bahwa ada korban jiwa warga sipil di Gaza namun menyalahkan Hamas atas banyak tragedi tersebut.

Herzog mengatakan operasi negaranya di Gaza dilakukan “sesuai dengan aturan hukum kemanusiaan internasional”, dimana Israel memperingatkan warga sipil melalui panggilan telepon dan pesan teks, dan mendesak mereka untuk mengungsi dari Gaza utara dan “turun [ke Gaza selatan] ".

“Kami memberi mereka jeda kemanusiaan sehingga mereka bisa pergi ke [selatan],” ujarnya.

Dia menuduh Hamas menghentikan warga sipil untuk melarikan diri dari Gaza utara ketika ditanya tentang gambar-gambar dari Gaza yang menunjukkan banyak orang masih berlindung di daerah tersebut dan laporan bahwa mereka tidak dapat pergi.

Lebih dari 11.000 orang telah terbunuh di Gaza sejak dimulainya perang, menurut kementerian kesehatan yang dikelola Hamas.

Menurut badan PBB untuk pengungsi Palestina (Unrwa), lebih dari 1,5 juta orang juga menjadi pengungsi.

Pertempuran sengit terjadi di bagian utara daerah kantong sepanjang 41 km (25 mil) dan lebar 10 km tersebut, namun ledakan juga terjadi di kota selatan Rafah dan Khan Younis.

(Susi Susanti)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya