AFRIKA – Sekitar 100 warga sipil dilaporkan tewas dalam pembantaian massal di sebuah desa di negara Burkina Faso di Afrika Barat.
“Hampir seratus warga sipil, termasuk perempuan dan anak-anak, dilaporkan tewas dalam pembantaian di desa Zaongo, di wilayah utara-tengah Burkina Faso,” kata External Action Uni Eropa (EEAS) dalam sebuah pernyataan, dikutip BBC.
Serangan tersebut dikutuk oleh pemerintah AS dan Uni Eropa (UE) yang meminta otoritas transisi untuk menjelaskan keadaan di balik pembantaian tersebut untuk menentukan siapa yang bertanggung jawab.
Burkina Faso saat ini berada di bawah kekuasaan militer setelah junta berhasil melakukan kudeta pada Juli 2022. Sejak pengambilalihan militer, junta memprioritaskan keamanan tetapi kesulitan mengendalikan kelompok Islam yang serangannya telah mengakibatkan banyak korban sipil pada tahun ini.
Upaya kudeta yang gagal ini terjadi hampir setahun setelah pemimpin junta Burkina Faso Ibrahim Traore (tengah) merebut kekuasaan di negara Afrika Barat tersebut.
Pada awal April, pihak berwenang menyalahkan teroris atas pembunuhan sedikitnya 44 orang dalam serangan terpisah di desa-desa di Burkina Faso utara.