Mohammed Abdulsalam, juru bicara pemberontak Houthi Yaman, mengatakan di X, bahwa pembajakan kapal tersebut hanyalah “permulaan” dari para pejuangnya yang melancarkan “pertempuran di laut”.
Juru bicara militer Houthi, Yahya al-Sarea, mengklaim kapal itu milik Israel dan telah dibawa ke pelabuhan di Yaman.
Kelompok ini sebelumnya mengancam akan menargetkan kapal Israel mana pun yang berada dalam jangkauan mereka sebagai tanggapan atas aksi militer balasan Israel di Jalur Gaza setelah serangan militan Hamas pada 7 Oktober.
Houthi telah menembakkan beberapa rudal dan drone ke arah Israel tepat setelah Israel melancarkan operasi pembalasannya.
AS mengatakan pada saat itu bahwa semua rudal dan drone dicegat oleh kapal perangnya di Laut Merah.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menggambarkan serangan terhadap kapal tersebut sebagai "insiden yang sangat serius dengan konsekuensi global".
IDF mengatakan kapal itu sedang dalam perjalanan dari Turki ke India ketika kapal itu disita di Laut Merah selatan dekat Yaman.
Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian baru-baru ini mengatakan bahwa apa yang disebutnya sebagai kelompok perlawanan yang bersekutu dengan Teheran “dengan cerdik menyesuaikan tekanan” terhadap Israel dan para pendukungnya.
Awal bulan ini, kelompok Houthi menembak jatuh sebuah drone militer AS di lepas pantai Yaman, kata para pejabat Amerika.
Kelompok Houthi telah terlibat dalam perang saudara yang berkepanjangan dengan pemerintah resmi Yaman yang didukung oleh Arab Saudi sejak 2014.
(Susi Susanti)