Di desa Liaoqiao yang mayoritas penduduknya Muslim di wilayah otonomi Ningxia, tiga dari enam masjid telah dilucuti kubah dan menaranya, menurut HRW. Sisanya telah menghancurkan ruang salat utama mereka.
Rekaman satelit yang diperoleh HRW menunjukkan kubah bundar di sebuah masjid di desa Liaoqiao digantikan oleh pagoda bergaya Tiongkok antara Oktober 2018 dan Januari 2020.
Hannah Theaker, seorang sarjana Muslim Tiongkok, mengatakan kepada BBC, sekitar 1.300 masjid di Ningxia telah ditutup atau diubah fungsi sejak 2020. Jumlah itu mewakili sepertiga dari total masjid di wilayah tersebut.
Dr Theaker mengatakan sebelum kampanye “Sinicisasi”, Muslim Hui dalam banyak hal telah menerima dukungan dan dorongan dari negara.
“Kampanye ini secara radikal telah mempersempit ruang bagi warga Tiongkok untuk menjadi Muslim, dan memberikan beban negara pada visi patriotisme dan ketaatan beragama yang sangat khusus,” terangnya.
“Hal ini mencerminkan orientasi negara yang sangat Islamofobia, yang mengharuskan umat Islam untuk menunjukkan patriotisme di atas segalanya, dan memandang segala tanda pengaruh ‘asing’ sebagai ancaman,” katanya.
“Secara umum, Ningxia telah menjadi lokasi percontohan penerapan kebijakan 'Sinisisasi', dan oleh karena itu, baik renovasi maupun penggabungan tampaknya telah dimulai di Ningxia lebih dulu dibandingkan provinsi lain,” kata Dr Theaker, yang ikut menulis laporan tentang Muslim Hui dengan akademisi yang berbasis di Amerika Serikat (AS), David Stroup.