Pemikiran DN Aidit, Gembong PKI yang Dipengaruhi Mister Gendeng

Arief Setyadi , Jurnalis
Rabu 22 November 2023 06:08 WIB
DN Aidit (Foto: Ist)
Share :

JAKARTA - Dipa Nusantara Aidit atau DN Aidit, menjabat pemimpin utama Partai Komunis Indonesia (PKI) yang menjadi sasaran utama pengejaran setelah peristiwa G30S atau Gerakan 30 September 1965.

Bersama pimpinan PKI lainnya, Aidit dianggap bertanggung jawab atas penculikan dan pembunuhan sejumlah Jenderal Angkatan Darat yang ditemukan tewas di sumur lubang buaya, Jakarta.

Meskipun mencoba menghindari pengejaran dengan perjalanan pelarian yang penuh tantangan, Aidit akhirnya tertangkap di Jawa Tengah dan dieksekusi oleh tentara Kostrad di dekat sebuah sumur di wilayah Boyolali. 

Nasib serupa dialami oleh Njoto dan Letkol Untung Sutopo, yang juga dieksekusi karena terlibat peristiwa berdarah itu. Dalam sejarah PKI, Aidit diakui berhasil membangkitkan kembali partai tersebut setelah mengalami keruntuhan pasca peristiwa Madiun 1948.

Sebelum memimpin PKI, Aidit, yang tidak banyak diketahui, dipengaruhi Mr Jusuf, seorang revolusioner senior asal Jawa Timur yang aktif di Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo).

Pemikiran dan langkah-langkah awal Aidit dipengaruhi Mr Jusuf, yang dikenal sebagai "Mister Gendeng" dalam kalangan pemuda aktivis pada masa penjajahan Jepang. Kepemimpinan Mr Jusuf di PKI pada awalnya, sejak didirikannya kembali pada tahun 1945, memberikan dorongan besar bagi kebangkitan partai komunis di berbagai daerah. 

Aidit, sebelum menjadi pemimpin PKI, terkenal licin dan mahir dalam menghindari penangkapan, seperti pada peristiwa Madiun 1948. Meskipun tertangkap dalam razia di Solo pada September 1948, Aidit berhasil meloloskan diri. Dalam upaya untuk menghindari pengejaran, bahkan ia menyebarkan isu bahwa dirinya melarikan diri ke Cina.

“Sebenarnya pada awal 1949 Aidit dan Lukman berada di Jakarta, tetapi mereka lebih banyak tinggal di rumah seorang teman di Kemayoran,” demikian dikutip dari buku Mencari Kiri, Kaum Revolusioner Indonesia dan Revolusi Mereka (2011), karya Jacques Leclerc.

Peran Mr Jusuf sebagai pemimpin Gerindo, yang juga mendirikan kembali PKI pada tahun 1945, memainkan peran penting dalam membangkitkan kembali PKI setelah hancurnya pada 1926. Sebagai pemimpin Joyoboyo, gerakan anti-fasis, Mr Jusuf memberikan pengaruh besar, termasuk pada Aidit dan pemuda aktivis lainnya. 

Meskipun Aidit memuji Mr Jusuf sebagai komunis yang baik. Namun, sejarah mencatat bahwa setelah peristiwa G30S pada Maret 1966, PKI dibubarkan dan dinyatakan sebagai partai terlarang.

(Arief Setyadi )

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya