Masyarakat harus bisa menjawab tantangan dalam memasuki era baru industri 5.0, dengan melahirkan peradaban berkomunikasi yang didukung oleh teknologi, menjadi sebuah wisdom atau kearifan. Karena berdasarkan sebuah penelitian, ternyata masyarakat Indonesia memiliki kearifan yang tinggi tetapi saat memasuki era digital, kita terkenal masyarakat yang etikanya diabaikan.
“Ini oto kritik kita terhadap kondisi masyarakat, dari hasil penelitian bahwa kearifan dunia nyata di era digital ada pergeseran yang signifikan,” tambahnya.
Praktisi dan konsultan teknologi informasi dan komunikasi Ir Amin menambahkan bahwa proses digitalisasi di semua lini kehidupan dan industri akan semakin cepat dan membuat manusia akan semakin tergantung dengan kemudahan serta kenyamanan teknologi digital.
Di masa mendatang, lanjut dia, kehidupan sehari hari akan didominasi oleh teknologi dan artificial intelligence (AI), di mana seluruh pekerjaan manusia yang sifatnya repetitif, administratif, analisa data kompleks akan digantikan oleh teknologi digital atau robotik. Karena itu masyarakat harus belajar menerima dan beradaptasi dengan perubahan yang cepat.
Di sisi lain proses pengambilan keputusan masyarakat terhadap sesuatu hal, baik untuk masalah sosial kemasyarakatan, ekonomi dan bisnis sudah semakin cepat karena menggunaan informasi dan teknologi digital bukan lagi dari media tradisionanal.
Amin pun mengingatkan kepada masyarakat terutama para mahasiswa, jika ingin survive di era teknologi informasi dan komunikasi, maka harus mau beradaptasi dan menerima perubahan yang sangat cepat, memelihara daya kritis dan rasa ingin tahu serta tidak mudah percaya terhadap informasi yang kita terima, mau mempelajari teknologi dan AI yang relevan, serta mempelajari problem dan keperluan industri sedini mungkin.
Hal yang paling penting adalah masyarakat harus berhati hati dalam berperilaku menggunakan teknologi digital, karena semua perilaku digital sangat mudah terlacak dan sangat sulit dihapus. “Jangan sampai perilaku berteknologi menjadi hambatana di masa depan,” pungkasnya.
(Fakhrizal Fakhri )