3 Masjid terbesar di Swiss

Salsabila Fitirah Puteri, Jurnalis
Senin 27 November 2023 16:31 WIB
Masjid Jenewa.
Share :

ZURICH - Islam di Swiss sebagian besar masuk melalui imigrasi, terutama sejak akhir abad ke-20. Pada 1980, umat Muslim hanya menyumbang kurang dari 1% dari total populasi, namun dalam tiga puluh tahun berikutnya, jumlah mereka meningkat lima kali lipat, diperkirakan mencapai sedikit di atas 5% pada 2013.

Mayoritas Muslim di Swiss berasal dari Bekas Yugoslavia, dengan perkiraan sekitar 56% pada tahun 2010, terutama dari Bosnia dan Herzegovina serta Kosovo. Sementara itu, sekitar 20% (perkiraan tahun 2010) berasal dari Turki.

Dalam hal tempat ibadah, diperkirakan terdapat 260 masjid dan musala dengan layanan terkoneksi di Swiss.

Dibandingkan dengan rata-rata Eropa, Swiss memiliki jumlah masjid per penduduk Muslim yang kedua terendah, dengan rasio sekitar satu masjid untuk setiap 4000 Muslim di negara tersebut.

Dilansir dari berbagai sumber, berikut adalah 3 Masjid terbesar di Swiss.

Masjid Jenewa

Masjid Jenewa yang juga dikenal sebagai Masjid Petit-Saconnex (Mosquée de Genève, Mosquée de Petit-Sacconex), merupakan masjid terbesar di kota Jenewa, Swiss.

Dibiayai oleh Liga Dunia Muslim yang berbasis di Arab Saudi, masjid ini didirikan pada 1978 di lingkungan Le Petit-Saconnex.

Peresmian masjid dilakukan oleh Raja Arab Saudi Khalid ibn Abd al-Aziz dan Presiden Konfederasi Swiss Willi Ritschard.

Masjid Jenewa menjadi masjid terbesar tidak hanya di kota Jenewa tetapi juga di seluruh Swiss.

Dengan kapasitas untuk menampung 1.500 jamaah, bangunan ini memiliki pintu masuk melalui atrium besar yang indah, penuh cahaya alami, dan menyambut lebih dari 100.000 pengunjung internasional setiap tahun.

Masjid ini juga terbuka untuk non-Muslim, dan banyak sekolah di Jenewa secara rutin mengundang anak-anak untuk mengunjungi masjid.

Manajemen masjid dipegang oleh Yayasan Kebudayaan Islam Jenewa, dan imam masjidnya adalah Yahya Basalamah.

Pada November 2017, sekretaris jenderal Liga Muslim Dunia, Muhammad bin Abdul Karim Issa, mengumumkan pembentukan dewan baru Yayasan Kebudayaan Islam Jenewa dan penempatan dua pegawai masjid oleh pejabat Prancis di bidang anti-terorisme.

Masjid Mahmood

Masjid Mahmood (Mahmud Moschee dalam bahasa Jerman) terletak di Forchstrasse, Zurich, menjadi masjid pertama yang secara khusus dibangun di Swiss.

Masjid ini dimiliki dan dioperasikan oleh Komunitas Muslim Ahmadiyah.

Uniknya, masjid ini memiliki menara, sebuah elemen arsitektur yang sekarang dilarang dalam konstruksi baru di Swiss berdasarkan suara mayoritas.

Pada 25 Agustus 1962, peletakan batu pertama Masjid Mahmood dilakukan dengan menggunakan batu dari dinding Masjid Mubarak di India oleh Amatul Hafeez Begum, putri pendiri Jamaah Muslim Ahmadiyah, Mirza Ghulam Ahmad.

Tindakan ini dianggap sebagai simbol emansipasi umat Islam, khususnya perempuan, baik pada masa itu maupun sekarang.

Masjid ini diresmikan pada 22 Juni 1963, oleh Presiden sidang ke-17 Majelis Umum PBB, Sir Muhammad Zafarullah Khan, dengan hadirnya Walikota Zurich, Dr. Emil Landolt.

Pada periode Juni 1962 hingga Januari 1975, Misi Ahmadiyah di Swiss dipimpin oleh Mushtaq Ahmad Bajwa.

Masjid Nuur

Masjid Nuur di Wigoltingen, Thurgau, dibangun sebagai respons terhadap pertumbuhan dan perkembangan jamaah yang semakin meningkat.

Pada 2005, Komunitas Muslim Ahmadiyah Swiss menemukan lokasi yang cocok, yakni sebuah bengkel tukang kayu, yang kemudian diubah menjadi tempat ibadah.

W. Tarnutzer, Presiden nasional Jamaah Muslim Ahmadiyah Swiss, mengirim surat ke khalifah di London untuk mendapatkan persetujuan proyek tersebut. Setelah persetujuan diberikan, Komunitas mengajukan proposal proyek kepada pemerintah kota.

Meskipun ada penolakan dari beberapa anggota dewan kota dan sebagian warga setempat yang mengumpulkan tanda tangan menentang proyek tersebut, Komunitas merespons dengan mengadakan sebuah acara.

Untuk menghindari konflik dan mispersepsi, acara tersebut melibatkan komentar positif dari seorang jurnalis non-Muslim dan seorang pendeta. Setelah acara tersebut, tidak ada keberatan yang tersisa.

Akhirnya, masjid tersebut diberi nama "Masjid Nuur" sebagai simbol keberhasilan proyek tersebut dalam mengatasi tantangan dan mendapatkan dukungan komunitas setempat.

(Rahman Asmardika)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya