“Tugas yang ada di hadapan kita terlalu besar dan mendesak untuk digagalkan oleh mereka yang berusaha merusak perdamaian dan keamanan yang kita nikmati sebagai sebuah negara,” katanya dalam postingan tersebut.
Sierra Leone, yang masih dalam masa pemulihan dari perang saudara pada tahun 1991-2002 yang menewaskan lebih dari 50.000 orang, berada dalam ketegangan sejak Bio terpilih kembali pada Juni, sebuah hasil yang ditolak oleh kandidat oposisi utama dan dipertanyakan oleh mitra internasional termasuk Amerika. Amerika dan Uni Eropa.
Pada Agustus 2022, setidaknya 21 warga sipil dan enam petugas polisi tewas dalam protes anti-pemerintah.
(Rahman Asmardika)