Pesawat ini dapat melakukan misi infiltrasi, eksfiltrasi, dan pasokan jarak jauh untuk pasukan operasi khusus. Pesawat ini dapat melakukan misi yang membutuhkan pesawat sayap putar dan sayap tetap.
Osprey memiliki sejarah masalah mekanis dan operasional yang mengakibatkan kematian anggota militer sejak 1992. Kecelakaan pada Rabu (29/11/2023) ini terjadi hanya beberapa bulan setelah tiga Marinir AS tewas saat menerbangkan MV-22B Osprey selama latihan militer di Australia.
Namun secara statistik, tingkat kecelakaan V-22 lebih rendah dibandingkan pesawat lain. Juru bicara penerbangan kelautan Mayor Jorge Hernandez mengatakan kepada Marine Corps Times pada 2022 bahwa varian pesawat Marinir, MV-22, memiliki tingkat kecelakaan 3,16 per 100,000 jam terbang.
Insiden pada Rabu (29/11/2023) ini juga terjadi sekitar dua minggu setelah lima penerbang operasi khusus Angkatan Darat tewas dalam kecelakaan penerbangan pelatihan di Laut Mediterania timur.
(Susi Susanti)