GAZA - Para pejabat Israel memperoleh dokumen yang menggambarkan rencana pertempuran Hamas dalam serangan teror 7 Oktober lalu, lebih dari setahun sebelum kelompok tersebut melakukan serangan.
Hal tersebut dilaporkan New York Times pada Kamis (30/11/2023) dengan mengutip dokumen, email dan wawancara.
Dokumen setebal 40 halaman itu tidak menyebutkan tanggal terjadinya serangan tersebut. Namun menguraikan “poin demi poin” jenis serangan mematikan yang dilakukan Hamas di wilayah Israel pada Oktober lalu.
Times mengatakan para pejabat militer dan intelijen Israel menolak rencana tersebut, menilai bahwa hal itu akan terlalu sulit bagi Hamas untuk melaksanakannya.
Dokumen tersebut, yang diberi nama sandi “Tembok Jericho” oleh otoritas Israel, merinci serangan yang akan membanjiri benteng di sekitar Jalur Gaza, mengambil alih kota-kota Israel dan menargetkan pangkalan militer utama. Hal ini diikuti dengan tepat oleh Hamas pada 7 Oktober lalu.
Pada hari itu, Hamas menyerang melintasi perbatasan Gaza dalam serangan terkoordinasi yang menyandera lebih dari 200 orang dan menewaskan sekitar 1.200 orang. Insiden itu menjadi serangan terbesar terhadap Israel sejak negara itu berdiri pada 1948.
Serangan tersebut secara luas dianggap sebagai kegagalan besar intelijen Israel, dan sejumlah pejabat tinggi pertahanan dan keamanan pada Oktober akan mengambil tanggung jawab atas kesalahan langkah yang menyebabkan serangan tersebut.
Sementara itu, Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menerima kritik tajam dari publik setelah dia menuduh kepala keamanan dalam postingan media sosialnya yang kemudian dihapus karena gagal memperingatkannya tentang serangan yang akan datang.
“Sebaliknya, semua pejabat pertahanan menilai Hamas tergoyahkan,” tulis Netanyahu saat itu.
Menurut Times, dokumen “Tembok Jericho” beredar luas di kalangan pemimpin militer dan intelijen Israel, namun tidak jelas apakah Netanyahu atau pemimpin politik penting lainnya melihat dokumen tersebut.
(Susi Susanti)