NEW YORK - Menurut penilaian intelijen Amerika Serikat (AS) yang baru, hampir setengah dari amunisi udara-ke-darat yang digunakan Israel di Gaza dalam perangnya dengan Hamas sejak 7 Oktober tidak terarah, atau dikenal sebagai ‘bom bodoh’.
Penilaian tersebut, yang disusun oleh Kantor Direktur Intelijen Nasional dan dijelaskan kepada CNN oleh tiga sumber yang telah melihatnya, mengatakan bahwa sekitar 40-45% dari 29.000 amunisi udara-ke-darat yang digunakan Israel tidak terarah. Sisanya merupakan amunisi berpemandu presisi.
Amunisi yang tidak terarah biasanya kurang tepat dan dapat menimbulkan ancaman lebih besar bagi warga sipil, terutama di wilayah padat penduduk seperti Gaza. Tingkat penggunaan bom bodoh oleh Israel mungkin berkontribusi terhadap melonjaknya jumlah korban warga sipil.
Pada Selasa (12/12/2023), Presiden AS Joe Biden mengatakan Israel telah terlibat dalam “pengeboman tanpa pandang bulu” di Gaza.
Saat dimintai komentar mengenai penilaian tersebut, juru bicara IDF Nir Dinar mengatakan kepada CNN, bahwa pihaknya tidak membahas jenis amunisi yang digunakan.
“Sebagai militer yang berkomitmen terhadap hukum internasional dan kode etik moral, kami mencurahkan sumber daya yang besar untuk meminimalkan kerugian terhadap warga sipil yang telah dipaksakan oleh Hamas untuk berperan sebagai tameng manusia. Perang kami melawan Hamas, bukan melawan rakyat Gaza,” terang Mayor Keren Hajioff, juru bicara Israel, pada Rabu (13/12/2023) .
Namun para ahli mengatakan kepada CNN bahwa jika Israel menggunakan amunisi terarah seperti yang diyakini AS, hal ini melemahkan klaim Israel bahwa mereka berupaya meminimalkan korban sipil.