Setelah mencari tahu lebih dalam, gadis idaman Mohammad Hatta bernama Rahmi. Gadis parahyangan itu merupakan putri dari keluarga Rahim (Haji Abdul Rahim).
Satu bulan setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, Soekarno menyempatkan berkunjung kerumah keluarga Rahim yang beralamatkan di Burgermeester Koops Weg, atau yang sekarang dikenal sebagai Jl. Pajajaran No. 11.
Soekarno berkunjung hampir tengah malam pada pukul 23.00. Meski sudah diperingatkan untuk tidak datang tengah malam, Soekarno tetap kekeh untuk datang. Ia berihwal karena sudah mengenal keluarga Rahim cukup lama.
Persahabatan mereka ketika Soekarno masih menuntut ilmu di perguruan tinggi THS (sekarang ITB) Bandung.
Rahmi adalah seorang wanita cantik yang menjadi pujaan hati Hatta. Namun, adik Rahmi, yang bernama Titi, sempat mempengaruhi Rahmi untuk menolak lamaran Hatta dengan alasan perbedaan usia yang jauh antara mereka.
Soekarno dengan penuh kebijaksanaan dan kecerdikan, berhasil meyakinkan Rahmi untuk menerima lamaran Hatta. Ia menggunakan contoh pernikahan bahagia antara dirinya dan istri keduanya, Fatmawati, yang juga memiliki perbedaan usia cukup jauh.
Akhirnya, Hatta dan Rahmi resmi menikah di Megamendung pada tanggal 18 November 1945. Pernikahan mereka hanya disaksikan oleh keluarga besar Rahmi, keluarga besar Soekarno, dan Fatmawati. Dari pernikahan ini, mereka dikaruniai tiga orang putri, yaitu Meutia Farida, Gemala, dan Halida Nuriah.
Demikian kisah persahabatan Soekarno jadi mak comblang istimewa demi Mohammad Hatta lepas masa lejang.
(Rina Anggraeni)