Hamas Hentikan Pembicaraan Gencatan Senjata dengan Israel Pasca Pembunuhan Wakil Ketua Al-Arouri

Rahman Asmardika, Jurnalis
Rabu 03 Januari 2024 21:14 WIB
Foto: Reuters.
Share :

ANKARA - Hamas telah membekukan pembicaraan mengenai gencatan senjata di Jalur Gaza atau kemungkinan kesepakatan pembebasan sandera dengan Israel, menurut sumber Palestina pada Selasa, (2/1/2024). Langkah itu dilakukan setelah pembunuhan wakil pimpinan Hamas oleh Israel dalam serangan di Beirut, Lebanon.

“Hamas mengatakan kepada mediator tentang keputusannya untuk membekukan semua diskusi mengenai gencatan senjata di Gaza atau pertukaran sandera dengan Israel,” kata sumber tersebut kepada Anadolu.

Wakil Ketua Hamas, Saleh Al-Arouri, dibunuh dalam serangan pesawat tak berawak Israel di kantor Hamas di ibu kota Lebanon, Beirut, menurut Kantor Berita Nasional resmi Lebanon.

Hamas membenarkan bahwa Arouri dan dua komandan sayap militernya, Brigade Al-Qassam, tewas dalam serangan yang menyebabkan sedikitnya enam orang tewas.

Arouri adalah pemimpin Hamas paling senior yang dibunuh oleh Israel sejak pecahnya konflik Gaza pada 7 Oktober.

Israel telah melancarkan serangan udara dan darat tanpa henti di Jalur Gaza sejak serangan lintas batas oleh Hamas pada 7 Oktober.

Setidaknya 22.185 warga Palestina telah terbunuh dan 57.035 lainnya terluka, sebagian besar anak-anak dan wanita, menurut otoritas kesehatan Gaza, sementara hampir 1.200 warga Israel diyakini tewas dalam serangan Hamas.

Namun, sejak saat itu, Haaretz mengungkap bahwa helikopter dan tank tentara Israel, pada kenyataannya, telah membunuh banyak dari 1.139 tentara dan warga sipil yang diklaim oleh Israel telah dibunuh oleh Perlawanan Palestina.

Serangan brutal Israel telah menyebabkan kehancuran di Gaza, dengan 60 persen infrastruktur di wilayah tersebut rusak atau hancur, dan hampir 2 juta penduduk mengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan.

(Rahman Asmardika)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya