Kiai Sapu Angin, sebagai pimpinan roh halus, memiliki tugas mengatur arah angin. Kiai Wola Wali, tinggal di istana Keraton Merapi, bertugas menjaga dan membersihkan teras Keraton Merapi.
Kartadimejo bertanggung jawab menjaga ternak dan satwa yang berada di gunung, dan sering memberikan informasi mengenai waktu terjadinya letusan kepada penduduk sekitar Gunung Merapi.
Tak kalah mistisnya, Pasar Bubrah, yang terletak di bawah kawah Gunung Merapi, menjadi daerah angker yang sangat terkenal. Tempat ini memiliki topografi yang cukup datar, didominasi oleh bebatuan sisa letusan, dan minim pohon besar.
Berjarak hanya 1 kilometer sebelum mencapai kawah puncak Merapi, Pasar Bubrah memang menjadi tempat favorit para pendaki untuk beristirahat, mendirikan tenda, dan menantikan matahari terbit di esok hari.
Aura mistis terasa di malam hari, suasana di Pasar Bubrah menjadi hidup dengan suara riuh yang mirip suasana pasar, lengkap dengan alunan gamelan dan gending Jawa.
Konon, batuan yang berserakan di lokasi ini dianggap sebagai warung dan meja makan para makhluk halus yang mengunjungi pasar tersebut.
Pasar Bubrah bukan hanya tempat beristirahat biasa. Seringkali, para pendaki mengaku mendengar suara-suara misterius di malam hari. Beberapa di antaranya melaporkan penampakan wanita berambut panjang bergelantungan di bukit, atau makhluk halus yang menyamar sebagai pendaki lengkap dengan peralatan, namun berjalan melayang.
Sosok-sosok khas keraton Jawa, seperti penjaga keraton dan nyai sinden dengan pakaian tradisional, juga kerap muncul di tempat ini. Beberapa bahkan mengklaim melihat pasukan perang tradisional dengan perlengkapan lengkap.