YERUSALEM - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Minggu, (21/1/2024) menolak persyaratan yang diajukan Hamas untuk mengakhiri perang dan membebaskan sandera, termasuk penarikan total Israel dan membiarkan Hamas berkuasa di Gaza.
Ketika pesawat Israel kembali membom Khan Younis di Jalur Gaza selatan, pejabat senior Hamas Sami Abu Zuhri mengatakan kepada Reuters bahwa penolakan pemimpin Israel untuk mengakhiri serangan militer di Gaza berarti tidak ada peluang bagi kembalinya para tawanan (Israel).
“Sebagai imbalan atas pembebasan sandera kami, Hamas menuntut diakhirinya perang, penarikan pasukan kami dari Gaza, pembebasan semua pembunuh dan pemerkosa,” kata Netanyahu dalam sebuah pernyataan. “Dan membiarkan Hamas tetap utuh.”
“Saya langsung menolak syarat penyerahan monster Hamas,” kata Netanyahu sebagaimana dialnsir Reuters.
Berdasarkan kesepakatan yang ditengahi pada akhir November oleh Amerika Serikat (AS), Qatar dan Mesir, lebih dari 100 dari sekira 240 sandera yang disandera di Gaza selama serangan militan Hamas pada 7 Oktober dibebaskan dengan imbalan pembebasan 240 warga Palestina yang ditahan di Gaza. penjara Israel.
Sejak itu, Netanyahu menghadapi tekanan yang semakin besar untuk menjamin pembebasan 136 sandera yang masih disandera.
Forum Keluarga Sandera dan Orang Hilang menuntut dalam sebuah pernyataan bahwa Netanyahu “dengan jelas menyatakan bahwa kami tidak akan meninggalkan warga sipil, tentara, dan orang lain yang diculik dalam bencana Oktober.”