YAMAN – Dua anggota Angkatan Laut Amerika Serikat (Navy Seal) yang hilang dalam operasi penyitaan senjata buatan Iran yang dikirim ke Houthi di Yaman dianggap tewas.
Militer AS mengatakan insiden itu terjadi pada 11 Januari ketika pasukan komando sedang menaiki kapal di lepas pantai Somalia.
Menurut laporan media, satu orang hanyut dan yang kedua melompat, mengikuti protokol.
Komando Pusat AS (Centcom) mengatakan upaya sedang dilakukan untuk menemukan mayat-mayat tersebut.
“Kami berduka atas kehilangan dua prajurit Perang Khusus Angkatan Laut kami, dan kami akan selamanya menghormati pengorbanan dan teladan mereka,” kata Kepala Komando Pusat (Centcom), Jenderal Michael Erik Kurilla.
Unit udara dan angkatan laut dari AS, Jepang dan Spanyol menghabiskan 10 hari mencari di area seluas lebih dari 21.000 mil persegi (54.389 km persegi) untuk mencoba menemukan pasukan komando, dengan bantuan ahli kelautan dan ahli meteorologi.
Navy Seal adalah anggota pasukan militer spesialis maritim yang bertanggung jawab atas tugas-tugas termasuk pengintaian dan melakukan operasi rahasia.
“SEAL ini mewakili yang terbaik dari negara kita, menjanjikan hidup mereka untuk melindungi sesama warga Amerika,” kata Presiden AS Joe Biden dalam sebuah pernyataan pada Senin (22/1/2024).
“Hati kami tertuju pada anggota keluarga, orang-orang terkasih, teman, dan rekan sekapal yang berduka atas dua orang Amerika pemberani ini,” lanjutnya.
Para pejabat militer mengatakan kepada Associated Press bahwa anjing laut pertama tersapu ke lautan deras selama misi malam hari saat mereka menaiki dhow yang tidak berbendera, yakni sebuah kapal layar tradisional, tempat senjata-senjata itu ditemukan.