IRAN – Iran membantah pihaknya berada di balik serangan pesawat tak berawak atau drone yang menewaskan tiga tentara Amerika Serikat (AS) di sebuah pangkalan militer di timur laut Yordania pada Minggu (28/1/2024). Namun milisi dukungan Iran yang berbasis di Irak mengatakan mereka telah melakukan empat serangan di wilayah tersebut.
“Faksi perlawanan regional tidak menerima perintah dari Iran, dan Iran tidak ikut campur dalam keputusan perlawanan untuk mendukung Palestina atau membela diri,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanaani pada konferensi pers pada Senin (29/1/2024).
Kelompok milisi Perlawanan Islam di Irak yang didukung Iran mengeluarkan pernyataan pada Senin (29/1/2024) yang mengatakan bahwa mereka telah menargetkan garnisun AS di al-Tanf, tepat di seberang perbatasan Yordania-Suriah dari pangkalan Menara 22 AS yang juga diserang pada akhir pekan. serta dua pangkalan AS lainnya di wilayah tersebut dan fasilitas minyak Israel.
Sementara itu, juru bicara Pentagon Sabrina Singh pada Senin (29/1/2024) menyalahkan serangan tersebut pada milisi yang didukung Korps Garda Revolusi Islam Iran dan mengatakan AS sedang mencoba untuk menentukan milisi mana yang melakukan serangan tersebut.
“Iran terus mempersenjatai dan memperlengkapi kelompok-kelompok ini untuk melancarkan serangan-serangan ini, dan kami pasti akan meminta pertanggungjawaban mereka,” kata Singh.
Seorang pejabat pertahanan AS mengatakan laporan awal menunjukkan bahwa sebuah drone terbang rendah dan lambat pada saat yang sama ketika drone AS kembali ke pangkalan Tower 22 dari sebuah misi. Karena fitur respons otomatis pada sistem pertahanan udara dimatikan untuk menghindari penembakan jatuh drone Amerika yang kembali, hanya ada sedikit atau bahkan tidak ada peringatan akan serangan yang akan datang.
Sebagian besar dari sekitar 350 tentara AS di pangkalan itu masih berada di kamar tidur mereka ketika serangan terjadi dini hari. Akomodasi di pangkalan menawarkan sedikit perlindungan struktural dari serangan masuk.
Dalam rilis berita pada Senin (29/1/2024), Departemen Pertahanan mengidentifikasi tiga anggota militer Amerika yang terbunuh sebagai sersan cadangan Angkatan Darat. Ketiganya yakni William Jerome Rivers, 46, dari Carrollton, Georgia; Sp. Kennedy Ladon Sanders, 24, dari Waycross, Georgia; dan Sp. Breonna Alexsondria Moffett, 23, dari Savannah, Georgia. Adapun lebih dari 40 orang terluka dalam serangan itu.
(Susi Susanti)