RUSIA - Berbicara di kota Tel Aviv, Israel, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken mengatakan setiap operasi militer yang dilakukan Israel harus mengutamakan warga sipil dan ini terutama berlaku dalam kasus Rafah.
Washington mengirimkan sekitar USD3,8 miliar bantuan militer ke Israel setiap tahun. Ini menjadikan negara tersebut sebagai penerima dana terbesar di dunia.
Seperti diketahui, pada Selasa (6/2/2024), Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengatakan dia telah memerintahkan pasukan untuk bersiap beroperasi di Rafah dan bahwa kemenangan total Israel atas Hamas hanya tinggal beberapa bulan lagi.
Emad, 55, ayah dari enam anak yang mengungsi di Rafah setelah meninggalkan rumahnya di tempat lain, seperti dikutip oleh kantor berita Reuters mengatakan ketakutan terbesarnya adalah serangan darat yang tidak dapat dihindarkan lagi.
“Kami membelakangi pagar [perbatasan] dan menghadap ke Mediterania,” katanya.
"Kemana kita harus pergi?,” lanjutnya.
Sekitar 1.300 orang tewas dalam serangan Hamas di Israel selatan pada 7 Oktober, menurut pejabat Israel.
Lebih dari 27.800 warga Palestina telah terbunuh dan setidaknya 67.000 lainnya terluka akibat perang yang dilancarkan Israel sebagai tanggapannya, menurut kementerian kesehatan yang dikelola Hamas.
“Mereka tinggal di tempat penampungan darurat yang penuh sesak, dalam kondisi yang tidak sehat, tanpa air bersih, listrik, dan persediaan makanan yang memadai,” demikian penilaian tegas Sekjen PBB António Guterres terhadap situasi tersebut pada Kamis (8/2/2024).
“Kami jelas mengutuk tindakan mengerikan Hamas. Kami juga jelas mengutuk pelanggaran hukum kemanusiaan internasional di Gaza,” lanjutnya.
(Susi Susanti)