PRANCIS – Serangan mematikan Israel ke Rafah terus menuai banyak tekanan dari dunia internasional. Presiden Prancis Emmanuel Macron termasuk di antara mereka yang memperingatkan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu agar tidak melakukan hal tersebut, dan mengatakan kepadanya bahwa kerugian manusia akibat operasi Israel di Gaza tidak dapat ditoleransi.
Presiden Macron menelepon Netanyahu pada Rabu (14/2/2024) untuk mengatakan operasi Israel di Gaza harus dihentikan.
Dia menyatakan penentangan tegas Prancis terhadap serangan Israel di Rafah karean serangan ini dapat menyebabkan bencana kemanusiaan yang lebih besar.
Perdana Menteri (PM) Australia, Kanada dan Selandia Baru mengeluarkan pernyataan bersama yang menyatakan keprihatinan besar mereka bahwa operasi militer di Rafah akan menjadi bencana besar.
“Kami mendesak pemerintah Israel untuk tidak mengambil jalan ini,” bunyi pernyataan itu, seraya menambahkan dampak operasi militer yang diperluas terhadap warga sipil Palestina akan sangat menghancurkan.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock, yang mengunjungi Israel, memperingatkan bahwa orang-orang di Rafah yang tidak punya tempat untuk pergi tidak bisa “menghilang begitu saja.”
Adapun Spanyol dan Republik Irlandia telah meminta Uni Eropa (UE), untuk memeriksa segera apakah Israel mematuhi kewajiban hak asasi manusia (HAM) di Gaza berdasarkan perjanjian yang menghubungkan hak dengan perdagangan.
Seperti diketahui, Netanyahu bersikeras pasukannya akan maju ke kota Rafah di Gaza, mengabaikan permintaan dari luar untuk mempertimbangkan kembali.