UKRAINA - Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Jen Stoltenberg pada Kamis (15/2/2024) memperingatkan bahwa kegagalan Amerika Serikat (AS) untuk menyetujui kelanjutan bantuan militer ke Ukraina berdampak besar di medan perang.
Sebelumnya, juru bicara militer Ukraina Dmytro Lykhoviy mengakui bahwa pasukan Ukraina di Avdiivka dipaksa untuk pindah ke posisi yang lebih menguntungkan di beberapa tempat meninggalkan posisi.
Beberapa tentara Ukraina secara pribadi mengakui bahwa kota itu bisa jatuh kapan saja ke pihak Rusia.
“Kami kecewa,” kata perwira Ukraina Oleksii, dari Brigade Mekanik ke-110 Ukraina di daerah Avdiivka, kepada BBC awal pekan ini, sambil berdiri di samping artileri bergerak besar ketika senjata Rusia meledak di kejauhan.
“Saat ini kami punya dua peluru, tapi kami tidak punya bahan peledak… jadi kami tidak bisa menembakkannya. Sampai saat ini, kami sudah kehabisan peluru,” lanjutnya.
Dia berpendapat bahwa kekurangan tersebut meluas dan berdampak dramatis pada pertempuran di Avdiivka.
“Kami merasakan tanggung jawab yang sangat besar terhadap orang-orang kami yang bertempur di kota saat ini, hanya bersenjatakan senapan serbu,” ungkapnya.
Panglima tertinggi Ukraina yang baru diangkat, Oleksandr Syrskyi, mengunjungi garis depan di daerah Avdiivka minggu ini, mengakui bahwa situasi di sana sangat sulit.
Dia mengatakan militer Rusia tidak “menghitung kerugian” dan menggunakan pasukannya sebagai umpan meriam.
Kyiv mengatakan brigade elit Ukraina kini telah dikirim ke Avdiivka dan artileri cadangan telah dikerahkan.
Dalam laporan yang belum diverifikasi, blogger militer Rusia mengatakan pada Kamis (15/2/2024) bahwa posisi pertahanan utama Ukraina di Avdiivka selatan yang dikenal sebagai Zenit, kini berada di bawah kendali Moskow.
Seperti diketahui, Presiden Rusia Vladimir Putin melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina pada 24 Februari 2022.
(Susi Susanti)