PAKISTAN - Mantan Perdana Menteri (PM) Pakistan yang dipenjara, Imran Khan, telah memilih salah satu pemimpin partainya sebagai calon PM Pakistan yang baru.
Omar Ayub Khan akan mencalonkan diri melawan kandidat saingan Imran Khan, yang telah menyetujui koalisi.
Partai independen yang didukung Khan secara tak terduga memenangkan kursi terbanyak dalam pemilu pekan lalu. Namun mereka tidak memiliki cukup kursi untuk membentuk pemerintahan.
Hal ini menyebabkan pembuatan kesepakatan selama berhari-hari karena konstitusi mengharuskan pembentukan pemerintahan pada 29 Februari mendatang.
Pemimpin senior partai Pakistan Tehreek-e-Insaaf (PTI) pimpinan Khan, Asad Qaiser, mengumumkan Ayub sebagai PM pilihannya setelah bertemu dengan Khan di penjara.
Anggota Majelis Nasional Pakistan akan memilih PM dan Ayub yang berusia 56 tahun akan berhadapan dengan mantan PM Shehbaz Sharif, calon dari Liga Muslim Pakistan-N (PML-N).
PML-N yang dipimpin oleh mantan PM Nawaz Sharif bergabung pekan lalu dengan Partai Rakyat Pakistan (PPP) pimpinan Bilawal Bhutto Zardari.
Ayub diketahui lolos dari tuntutan pidana atas kerusuhan yang dipicu oleh penangkapan Imran Khan pada Mei tahun lalu. Namun hal itu tidak mendiskualifikasi dia untuk menduduki jabatan PM.
Jika terpilih sebagai PM, Ayub mengatakan prioritas utamanya adalah membebaskan tahanan politik. Dia menang pekan lalu sebagai calon independen yang didukung oleh PTI.
Dia adalah cucu dari Mohamed Ayub Khan, seorang diktator militer dan presiden Pakistan dari 1958 hingga 1969.
Dengan dukungan PPP, Sharif pada Rabu (14/2/2024) mengajukan saudaranya Shehbaz sebagai calon PM PML-N.
Pemungutan suara untuk PM Pakistan berikutnya akan dilakukan setelah semua anggota baru Majelis Nasional mengambil sumpah, dan ketua serta wakil ketua telah terpilih.
(Susi Susanti)