Demi Amankan Pemilu, Pakistan Blokir Layanan Ponsel hingga Tutup Perbatasan untuk Amankan Pemilu

ISLAMABAD - Pakistan untuk sementara waktu menghentikan layanan telepon seluler (ponsel) di seluruh negeri pada Kamis (8/2/2024). Tak hanya itu, Pakistan juga menutup beberapa perbatasan darat untuk menjaga keamanan dan ketertiban saat pemungutan suara dimulai dalam pemilu nasional yang diawali dengan meningkatnya kekerasan militan.

Dalam insiden terbaru, 26 orang tewas dalam dua ledakan di dekat kantor kandidat pemilu di provinsi barat daya Balochistan pada Rabu (7/2/2024). Kelompok Negara Islam atau ISIS kemudian mengaku bertanggung jawab.

Pemilu ini juga diadakan di tengah krisis ekonomi yang parah dan lingkungan politik yang sangat terpolarisasi. Banyak pengamat yakin tidak akan ada pemenang yang jelas.

Ribuan tentara telah dikerahkan di tempat pemungutan suara di seluruh negeri dan perbatasan dengan Iran dan Afghanistan ditutup sementara untuk memfasilitasi pemilu yang damai.

“Sebagai akibat dari insiden terorisme baru-baru ini di negara ini, banyak nyawa yang hilang, langkah-langkah keamanan sangat penting untuk menjaga situasi hukum dan ketertiban dan menghadapi kemungkinan ancaman,” kata Kementerian Dalam Negeri dalam sebuah pesan di X, dikutip Reuters.

Langkah untuk menutup jaringan seluler ini memicu kritik dari para pemimpin partai oposisi, dimana Bilawal Bhutto Zardari dari Partai Rakyat Pakistan, putra mantan perdana menteri Benazir Bhutto, menyerukan “pemulihan segera”.

“(Saya) telah meminta partai saya untuk melakukan pendekatan kepada ECP (Komisi Pemilihan Umum Pakistan) dan pengadilan untuk tujuan ini,” tulisnya di platform pesan X.