INDRAMAYU - Tiga siswi Sekolah Dasar Negeri (SDN) Lajer 1, Kecamatan Tukdana, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, meninggal karena tenggelam di Sungai Penarikan.
Insiden itu terjadi pada Sabtu 17 Februari 2024 kemarin. Ketiga korban berinisial S, M, dan R disebut-sebut sedang mengikut kegiatan Pramuka di sekolah.
Ketua Kwarcab Pramuka Kabupaten Indramayu, Jajang Sudrajat menyampaikan bahwa berdasarkan hasil investigasi yang dilakukan pihak Kwarcab Pramuka Indramayu, bahwa kegiatan yang menelan korban jiwa itu bukanlah kegiatan Pramuka, melainkan adalah murni kegiatan sekolah.
"Terkait dengan kegiatan yang dilaksanakan pada hari Sabtu kemarin yang menelan korban jiwa anak-anak SDN Lajer 1, kami sampaikan bahwa itu murni kegiatan sekolah, bukan kegiatan Pramuka," ujar dia, Senin (19/2/2024).
Jajang menjelaskan, terdapat tiga alasan yang menyatakan bahwa kegiatan tersebut bukanlah kegiatan Pramuka. Pertama, kegiatan itu dilaksanakan pada saat jam pelajaran, sementara jika Pramuka harus dilaksanakan di luar jam pelajaran.
Kedua, saat mengikuti kegiatan tersebut para siswa tidak memakai atribut Pramuka, melainkan yang dipakai adalah pakaian olahraga sekolah. Ketiga, rumor yang berkembang bahwa kegiatan itu dalam rangka pembentukan Pasus, sementara dalam Pramuka tidak mengenal Pasus, melainkan yang ada adalah penggolongan.
"Di SD itu ada dua penggolongan, usia 7 sampai 10 tahun adalah Siaga, dan usia 11 sampai dengan 15 tahun adalah Penggalang. Jadi tidak ada yang namanya Pasus," jelas dia.