Levy mengatakan Netanyahu memilih untuk tidak bertindak berdasarkan informasi tersebut.
Hamas, yang menolak hak Israel untuk hidup dan berkomitmen untuk menghancurkannya, lebih dari sekedar kekuatan militer. Ini adalah gerakan politik dengan dukungan finansial yang meluas hingga ke luar Gaza.
“Kami berbicara tentang Qatar dan Iran sebagai sponsor utama,” kata Levy tentang percakapannya dengan Netanyahu.
“Turki bahkan, dalam beberapa aspek, lebih penting karena merupakan titik fokus penting bagi Hamas untuk mengelola infrastruktur keuangannya,” lanjutnya.
Kantor PM Israel belum menanggapi tuduhan tersebut. Kelompok bersenjata Hamas membunuh sekitar 1.200 orang dan menyandera lebih dari 250 orang pada 7 Oktober tahun lalu, ketika mereka menyeberang ke Israel selatan. Seratus tiga puluh sandera masih belum ditemukan.
(Susi Susanti)