Pada tanggal 13 Februari, para pembela Zenith akhirnya diperintahkan mundur ke posisi lain di Avdiivka tetapi saat itu sudah terlambat.
Ketika perintah untuk pergi datang, Ivan Zhyntyk, seorang paramedis, mengirim pesan kepada saudara iparnya, Dmitriy. "Kami disuruh mundur dan melawan. Tapi di belakang kami ada [Rusia]. Saya tidak tahu harus berbuat apa," tulisnya.
Ivan dan sembilan orang lainnya ditugaskan menyerang posisi Rusia dan membuka jalan aman bagi yang lain. “Mereka yang paling berani,” kata Viktor Bilyak, seorang prajurit dari brigade ke-110 yang berada di Zenith.
Namun kelompok itu dihadang oleh artileri Rusia dan terpaksa mundur. Hanya tiga yang berhasil kembali ke pangkalan.
Ivan ada di antara mereka, tapi dia terluka parah dan pingsan di lapangan sebelum mencapai pangkalan. Beberapa jam kemudian, rekan-rekannya dari markas Zenith mencoba menyelamatkannya.
Viktor Bilyak dan tiga orang lainnya menaruhnya di atas tandu dan mulai membawanya keluar, di bawah tembakan mortir Rusia yang tiada henti. Salah satu peluru mendarat di dekatnya. Viktor, terluka, terpaksa kembali ke pangkalan. Georgiy Pavlov keluar untuk menggantikannya.
Viktor mengatakan kelompok itu kemudian diserang oleh dua drone kamikaze. “Tak hanya satu orang terluka, kami mendapat lima orang lagi yang terluka,” terangnya.
(Susi Susanti)