Terjadi Anomali, Uji Coba Rudal Nuklir Inggris Gagal Kedua Kalinya dalam 8 Tahun

Susi Susanti, Jurnalis
Kamis 22 Februari 2024 10:36 WIB
Uji coba rudal nuklir Inggris gagal kedua kalinya dalam 8 tahun (Foto: AP)
Share :

LONDON - Peluncuran uji coba rudal nuklir Inggris gagal di sebuah lokasi di lepas pantai Florida, Amerika Serikat (AS). Kegagalan ini menandai kedua kalinya dalam delapan tahun bahwa rudal balistik Trident 2 milik negara tersebut tidak berfungsi selama uji coba.

Juru bicara Kementerian Pertahanan Inggris pada Rabu (21/2/2024) dalam sebuah pernyataan mengatakan sebuah “anomali terjadi” selama pengujian di kapal selam bertenaga nuklir HMS Vanguard.

“Kami yakin bahwa anomali tersebut bersifat spesifik, dan oleh karena itu tidak ada implikasi terhadap hal tersebut. keandalan sistem dan persediaan rudal Trident yang lebih luas,” terangnya.

Seorang pejabat pertahanan AS yang mengetahui langsung insiden tersebut mengatakan kepada CNN, sistem penangkal nuklir Trident Inggris sebelumnya mengalami kegagalan di lepas pantai Florida pada Juni 2016.

Insiden terbaru yang pertama kali dilaporkan oleh surat kabar The Sun ini terjadi saat latihan pada 30 Januari lalu di dekat Florida.

Sebuah sumber mengatakan kepada CNN bahwa laporan Sun akurat dan awak kapal selam menyelesaikan latihan dengan sempurna menggunakan hulu ledak tiruan. Rudal Trident 2 dan hulu ledak tiruannya terlempar ke udara tetapi penguat rudal tahap pertama tidak menyala dan kemudian tenggelam ke laut.

Menurut sumber tersebut, kesalahan hanya terjadi pada alat uji coba dan peluncuran tersebut kemungkinan besar akan berhasil jika dilakukan saat patroli, menggunakan hulu ledak nuklir sungguhan.

Kementerian Pertahanan mengonfirmasi bahwa Menteri Pertahanan Inggris Grant Shapps berada di kapal HMS Vanguard pada saat anomali pengujian terjadi. Laksamana Penguasa Laut Pertama Sir Ben Key juga berada di kapal tersebut.

“Aomali uji coba tersebut tidak berdampak pada keandalan sistem dan persediaan rudal Trident yang lebih luas. Juga tidak ada dampak apa pun terhadap kemampuan kita untuk menembakkan senjata nuklir, jika muncul situasi yang mengharuskan kita melakukan hal tersebut,” ujar Shapps dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada Rabu (21/2/2024).

“Penangkal nuklir Inggris tetap aman, terjamin, dan efektif,” lanjutnya.

“HMS Vanguard dan krunya telah terbukti sepenuhnya mampu mengoperasikan Continuous At-Sea Deterrent milik Inggris, lulus semua tes selama demonstrasi dan operasi penggeledahan (DASO) baru-baru ini – tes rutin untuk memastikan bahwa kapal selam dapat kembali beroperasi setelah pemeliharaan mendalam,” paparnya.

“Uji coba ini telah menegaskan kembali keefektifan penangkal nuklir Inggris, dan kami sangat yakin akan hal tersebut,” tambahnya.

Partai Buruh yang beroposisi menyebut laporan kegagalan uji coba Trident mengkhawatirkan.

“Menteri Pertahanan ingin meyakinkan Parlemen bahwa uji coba ini tidak berdampak pada efektivitas operasi pencegahan Inggris,” kata Menteri Pertahanan bayangan Partai Buruh John Healey.

Inggris memiliki empat kapal selam rudal balistik bertenaga nuklir, yang masing-masing dipersenjatai dengan rudal Trident 2 D5 buatan Amerika, menurut Royal Navy. Rudal tersebut dapat ditembakkan ke sasaran hingga jarak 4.000 mil.

Menurut laporan penelitian House of Commons, biaya tahunan persediaan rudal Trident II D5 Inggris, yang dibagikan dengan AS di fasilitas di Georgia, adalah sekitar USD15,1 juta ada 2015.

Laporan Perpustakaan House of Commons mengatakan biaya operasional tahunan penangkal nuklir Inggris diperkirakan mencapai 6% dari anggaran pertahanan negara tersebut, atau sekitar USD3,79 miliar untuk 2023/2024.

Kapal selam kelas Vanguard saat ini diperkirakan akan digantikan oleh empat kapal selam kelas Dreadnought baru pada awal tahun 2030-an. Inggris telah mengalokasikan antara USD39,1 miliar hingga USD51,7 miliar untuk kapal selam baru yang ditingkatkan.

(Susi Susanti)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya