Mbah Djoego dikenal sebagai sosok yang mempelopori perkembangan pertanian di daerah tersebut.
Kedua tokoh tersebut merupakan sosok pemberani yang juga menjadi penasihat spiritual bagi Pangeran Diponegoro.
Di sepanjang jalan desa menuju makan keduanya, bahkan diceritakan bagaimana Mbah Djoego dan Iman Soedjono turut membantu Pangeran Diponegoro pada masa penjajahan.
Di dekat makam tersebut, terdapat pohon buah suci (sian tho) yang juga dikenal dengan nama dewandaru yang dipercaya berasal dari tongkat Mbah Djoego yang ditancapkan ke tanah untuk melindungi wilayah Gunung Kawi, khususnya Wonosari.
Para peziarah sangat suka untuk mengambil daun, ranting, hingga buah pohon ini untuk dijadikan jimat.
Oleh karenanya, mulai banyak orang berdatangan dari berbagai tempat dengan bermacam-macam agama untuk ngalap berkah di tempat ini.
Pengunjung percaya bahwa siapapun yang berziarah di Gunung Kawi, maka mereka akan meraih kesuksesan dalam segi karier, kesehatan yang baik, serta hidup yang penuh dengan kemakmuran.
Berdekatan dengan makam kedua tokoh muslim tersebut, terdapat sebuah kuil Konfusianisme atau Buddha dengan Kwan Im sebagai rajanya.
(Rina Anggraeni)