Pada sebuah percakapannya dengan Pangeran Banawa, Senopati mengatakan, bahwa apa yang selama ini ia capai di Mataram sepenuhnya karena jasa dan pemberian Kanjeng Sultan. Karenanya Mataram seluruhnya, dikatakan Senopati kepada Pangeran Benawa, bukan miliknya melainkan milik Kanjeng Sultan Pajang.
Setelah itu, Pangeran Benawa langsung dijamu makan-makanan yang enak. Mereka pun makan bersama dengan orang-orang Mataram. Setelah perut mereka kenyang, arak pilihan dengan kualitas terbaik pun dihidangkan.
Semua pesta pora ini sepenuhnya diperuntukkan untuk memuliakan Pangeran Benawa dan rombongannya. Sebab, kata Senopati kepada sang pangeran, semua orang Mataram sangat hormat dan tunduk pada Pajang, termasuk kepada Kanjeng Sultan dan keluarganya.
Melihat penyambutan yang meriah dan agung, disertai dengan pernyataan manis dari mulut Senopati, Pangeran Benawa langsung berkata kepada Tumenggung Mancanegara, bahwa apa yang dilaporkan oleh para bupati tempo hari, bahwa Mataram hendak melakukan permusuhan dengan Pajang sebenarnya bohong besar.
(Angkasa Yudhistira)