Populasi Anjlok 2 Tahun Berturut-turut, China Akan Perbaiki Kebijakan Persalinan

Susi Susanti, Jurnalis
Selasa 05 Maret 2024 17:24 WIB
China akan perbaiki kebijakan persalinan karena angka kelahiran angjlok selama 2 tahun berturut-turut (Foto: Reuters)
Share :

CHINA China atau Tiongkok akan meningkatkan kebijakan yang mendukung persalinan. Hal ini terungkap melalui dua laporan resmi pemerintah pada Selasa (5/3/2024), yang juga merinci rencana untuk mendukung populasi lanjut usia (lansia) yang terus bertambah dengan meningkatkan tunjangan dan pensiun dasar serta mendorong sistem pensiun swasta.

Langkah-langkah tersebut diambil setelah populasi Tiongkok turun selama dua tahun berturut-turut pada 2023, dengan angka kelahiran baru turun menjadi sekitar setengah dari angka kelahiran pada 2016, sementara pernikahan mencapai rekor terendah pada 2022.

“Tiongkok akan berusaha mewujudkan masyarakat ramah kelahiran dan mendorong pembangunan populasi jangka panjang yang seimbang dan mengembangkan penitipan anak untuk kepentingan umum guna mengurangi biaya persalinan, pengasuhan anak, dan pendidikan,” bunyi sebuah laporan yang dirilis oleh perencana negara Tiongkok.

“Tiongkok akan menerapkan strategi nasional yang proaktif dalam menanggapi penuaan populasi,” kata laporan tersebut.

Tunjangan hari tua dasar minimum bagi penduduk pedesaan dan perkotaan yang tidak bekerja akan dinaikkan sebesar 20 yuan per bulan, sementara pensiun dasar bagi pensiunan akan terus meningkat.

Sistem pensiun swasta juga akan diterapkan secara nasional dan pihak berwenang akan mendorong pengembangan rencana pensiun pilar ketiga, di luar dua pilar pertama, yaitu program pensiun dasar negara dan program pensiun pegawai.

Menurut laporan kerja terpisah dari Perdana Menteri (PM) Li Qiang, yang juga dirilis pada Selasa (5/3/2024), China akan memperbaiki kebijakan untuk meningkatkan angka kelahiran dengan menyempurnakan kebijakan cuti orang tua, memperbaiki mekanisme pembagian biaya tenaga kerja dengan pemberi kerja dan meningkatkan pasokan layanan penitipan anak.

Sebagian besar penurunan demografi Tiongkok disebabkan oleh kebijakan satu anak yang diberlakukan antara 1980 dan 2015. Setiap pasangan diperbolehkan memiliki hingga tiga anak sejak 2021.

Namun semakin banyak perempuan yang memilih untuk tidak memiliki anak, terhambat oleh tingginya biaya pengasuhan anak atau keengganan untuk menikah atau menunda karir mereka, sementara diskriminasi gender masih terus terjadi.

Pihak berwenang telah mencoba memberikan insentif dan langkah-langkah untuk meningkatkan jumlah kelahiran. Termasuk memperluas cuti hamil, tunjangan finansial dan pajak untuk memiliki anak serta subsidi perumahan.

Sebuah lembaga pemikir terkemuka Tiongkok mengatakan pada Februari lalu mengatakan China adalah salah satu negara termahal di dunia untuk membesarkan anak, dibandingkan dengan produk domestik bruto (PDB) per kapitanya, ketika mereka merinci waktu dan biaya peluang bagi perempuan yang melahirkan.

Dalam dekade mendatang, sekitar 300 juta orang yang saat ini berusia 50-60 tahun, yang menjadi kelompok demografis terbesar di Tiongkok, setara dengan hampir seluruh penduduk AS, akan meninggalkan dunia kerja pada saat anggaran pensiun sudah habis.

Usia pensiun di Tiongkok termasuk yang terendah di dunia, yakni 60 tahun untuk laki-laki, 55 tahun untuk perempuan kerah putih, dan 50 tahun untuk perempuan yang bekerja di pabrik. Bagi laki-laki, angka tersebut lima hingga enam tahun lebih rendah dari negara-negara maju.

Para ahli demografi dan ekonom mengatakan bahwa sistem pensiun yang ada saat ini, yang bergantung pada menyusutnya angkatan kerja aktif untuk membayar dana pensiun bagi semakin banyak pensiunan, tidak berkelanjutan dan perlu direformasi.

Laporan tersebut mengatakan bahwa lebih banyak produk dan layanan untuk warga lanjut usia akan disediakan dan dorongan lebih lanjut akan dilakukan untuk “mengembangkan ekonomi perak.”

Tiongkok akan membangun sistem untuk menyediakan layanan perawatan lansia di rumah dan mengembangkan sistem kesehatan bagi lansia serta melipatgandakan upaya untuk memperkuat layanan perawatan lansia di daerah pedesaan.

(Susi Susanti)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya