CHINA – China atau Tiongkok akan meningkatkan kebijakan yang mendukung persalinan. Hal ini terungkap melalui dua laporan resmi pemerintah pada Selasa (5/3/2024), yang juga merinci rencana untuk mendukung populasi lanjut usia (lansia) yang terus bertambah dengan meningkatkan tunjangan dan pensiun dasar serta mendorong sistem pensiun swasta.
Langkah-langkah tersebut diambil setelah populasi Tiongkok turun selama dua tahun berturut-turut pada 2023, dengan angka kelahiran baru turun menjadi sekitar setengah dari angka kelahiran pada 2016, sementara pernikahan mencapai rekor terendah pada 2022.
“Tiongkok akan berusaha mewujudkan masyarakat ramah kelahiran dan mendorong pembangunan populasi jangka panjang yang seimbang dan mengembangkan penitipan anak untuk kepentingan umum guna mengurangi biaya persalinan, pengasuhan anak, dan pendidikan,” bunyi sebuah laporan yang dirilis oleh perencana negara Tiongkok.
“Tiongkok akan menerapkan strategi nasional yang proaktif dalam menanggapi penuaan populasi,” kata laporan tersebut.
Tunjangan hari tua dasar minimum bagi penduduk pedesaan dan perkotaan yang tidak bekerja akan dinaikkan sebesar 20 yuan per bulan, sementara pensiun dasar bagi pensiunan akan terus meningkat.
Sistem pensiun swasta juga akan diterapkan secara nasional dan pihak berwenang akan mendorong pengembangan rencana pensiun pilar ketiga, di luar dua pilar pertama, yaitu program pensiun dasar negara dan program pensiun pegawai.
Menurut laporan kerja terpisah dari Perdana Menteri (PM) Li Qiang, yang juga dirilis pada Selasa (5/3/2024), China akan memperbaiki kebijakan untuk meningkatkan angka kelahiran dengan menyempurnakan kebijakan cuti orang tua, memperbaiki mekanisme pembagian biaya tenaga kerja dengan pemberi kerja dan meningkatkan pasokan layanan penitipan anak.
Sebagian besar penurunan demografi Tiongkok disebabkan oleh kebijakan satu anak yang diberlakukan antara 1980 dan 2015. Setiap pasangan diperbolehkan memiliki hingga tiga anak sejak 2021.