Rancangan tersebut ditetapkan dan disahkan pada 22 Februari 1965. Kemudian pada 19 April tahun yang sama, tiang proyek political venues di kompleks Senayan, Jakarta mulai dibangun, bertepatan dengan Konferensi Asia Afrika (KAA).
Gedung DPR/MPR rencananya rampung pada 1966. Namun peristiwa G30S pada September 1965 membuat proyek terhambat. Conefo pun batal digelar. Soeharto yang saat itu menjabat sebagai Presidium Kabinet Ampera memberikan instruksi untuk melanjutkan pembangunan. Namun dia memerintahkan untuk mengubah fungsi penggunannya menjadi gedung DPR/MPR. Pembangunan akhirnya rampung saat masa pemerintahan Presiden Soeharto pada 1983.
(Qur'anul Hidayat)