RUSIA - Teori terjadinya Perang Dunia 3 seringkali muncul dalam konteks ketegangan geopolitik, persaingan militer antar negara besar, dan konflik regional yang akan meluas.
Misalnya terjadinya invansi Rusia ke Ukraina, perang antara Israel-Palestina, hingga konflik antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok.
Mengingat akan konflik yang terjadi belakangan ini, terutama konflik militer yang cukup intens, mengindikasikan bahwa akan terjadi Perang Dunia 3 yang membuat masyarakat internasional semakin khawatir.
Melansir Modern Diplomacy, diketahui Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) baru-baru ini mengumumkan akan memulai latihan untuk menghadapi Perang Dunia 3, yang berpotensi berkembang menjadi perang nuklir dan menghancurkan dunia.
Lantas, negara mana saja yang siap menghadapi Perang Dunia 3? Berikut 5 negara yang paling siap dilansir berbagai sumber:
1. Rusia
Berdasarkan Anadolu Agency, Kepala intelijen Estonia menyatakan bahwa Rusia sedang meningkatkan kesiapannya menghadapi potensi konflik militer dengan NATO dalam dekade mendatang. Mereka berencana untuk menggandakan jumlah pasukan yang ditempatkan di sepanjang perbatasan dengan negara-negara Baltik dan Finlandia.
Meskipun saat ini Rusia tidak berencana untuk melakukan tindakan militer terhadap aliansi Barat dalam waktu dekat, hal ini sebagian disebabkan oleh kebutuhan Rusia untuk mempertahankan pasukan di Ukraina, ujar Direktur jenderal Badan Intelijen Luar Negeri Estonia, Kaupo Rosin. Menurutnya, Moskow meyakini bahwa konflik militer dengan NATO mungkin terjadi dalam 10 tahun mendatang.
2. Inggris
Menteri Pertahanan Inggris, Gant Shapps dikutip dari Sky News, memperingatkan jika dunia bisa dilanda perang, yang melibatkan beberapa negara dalam lima tahun ke depan. Shapps menambahkan, bahwa dunia sedang bergerak dari pascaperang ke sebelum perang.
Panglima Angkatan Darat (AD) Inggris, Jenderal Sir Patrick Sanders mengatakan, bahwa warga negaranya harus dilatih dan diperlengkapi untuk berperang, dalam potensi perang dengan Rusia, dan menggambarkan kehidupan saat ini sebagai generasi sebelum perang. Komentarnya memunculkan kekhawatiran tentang kewajiban militer.
Menurut mantan Komandan NATO Inggris, Jenderal Sir Richard Sherriff, sudah saatnya untuk mempertimbangkan hal ini. Sir Patrick juga menyatakan bahwa perang di Ukraina adalah momen penting, dan harus belajar dari kesalahan masa lalu, seperti yang terjadi pada Perang Dunia 1 pada 1914.