Perang tersebut dipicu oleh serangan pimpinan Hamas di kota-kota Israel selatan pada 7 Oktober yang menyebabkan 1.200 orang tewas dan 253 orang disandera, menurut penghitungan Israel.
Sejak itu, serangan udara, laut dan darat Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 31.000 orang dan melukai lebih dari 71.500 orang, menurut otoritas kesehatan Gaza.
Di sisi lain, upaya untuk mencapai gencatan senjata antara Israel dan militan Islam Hamas sejauh ini gagal. Meskipun Israel mengatakan pihaknya mengupayakan kesepakatan yang akan menjamin pembebasan sandera di Gaza dengan imbalan pembebasan warga Palestina yang ditahan oleh Israel, namun Hamas menegaskan bahwa perjanjian tersebut harus mengakhiri perang.
Pada Kamis (14/3/2024) malam, Hamas mengatakan pihaknya menyampaikan kepada para mediator sebuah visi komprehensif mengenai kesepakatan gencatan senjata yang didasarkan pada penghentian apa yang mereka sebut sebagai agresi Israel terhadap warga Palestina di Jalur Gaza, pemberian pertolongan, pemulangan warga Gaza yang terlantar ke rumah mereka, dan penarikan pasukan Israel dari Palestina.
Kantor Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengatakan posisi baru Hamas didasarkan pada tuntutan yang tidak realistis.
(Susi Susanti)