Beratnya Pendidikan Kopaska
Untuk menjadi prajurit Kopaska tidak sembarangan. Harus memiliki mental dan fisik yang kuat. Oleh karena itu banyak yang tidak berhasil saat pendidikan untuk mendapat brevet Kopaska.
Fase latihan pertama selama 1,5 bulan diakhiri dengan hell week. Latihan ini sangat menguras pikiran dan tenaga karena para siswa baik Perwira, Bintara dan Tamtama digojlok tanpa pandang pangkat sesuai standar pasukan khusus.
Calon prajurit Kopaska juga mendapat ground training yang meliput mengenal parasut, melipat dan memperbaiki, cara pendaratan yang benar dan latihan loncat dari menara 34 kaki. Tak hanya itu, mereka juga akan dilatih melompat dari atas menara dengan ketinggian 250 kaki. Setiap pekan akan dilatih tiga kali terjung tanpa perlengkapan dan dua kali terjun dengan perlengkapan tempur.
Siswa juga mendapat keahlian terjun laut dengan perlengkapan khusus baik dari pesawat dan heli yang dinamai water jump. Tahap berikutnya adalah sabotase, kontra sabotase dan intelijen tempur. Materi yang menekankan pada konsep blue jeans soldier ini dilakukan selama 2 bulan sebagai lanjutan materi serupa yang telah mereka terima pada tahap Komando.
Mereka harus bisa mendata, mencari tahu berapa komposisi jumlah musuh, kapan saat lengah, demografi, menggalang simpatisan, dan waktu yang tepat untuk operasi penyerbuan atau penyergapan dengan senyap tanpa diketahui musuh.
Tahap terakhir dari pendidikan Kopaska adalah pendidikan penghancuran bawah air Underwater Demolition Team (UDT). Inilah keahlian khusus serta ciri khas pasukan katak di seluruh dunia. Teknik menjinakkan ranjau, patroli pantai, renang rintis, penyelaman laut dalam, selam dengan Scuba Close Circuit, sabotase kapal musuh dengan torpedo berjiwa, dan penyerbuan dalam laut dipelajari di sini.
Karena pendidikan ini adalah bagian akhir dari pendidikan madya brevet paska, pelatih mengadakan latihan berganda yang mencakup keseluruhan materi yang pernah diberikan.
(Khafid Mardiyansyah)