Tersangka Genosida Rwanda Ditangkap di AS, Bunuh 800.000 Orang

Susi Susanti, Jurnalis
Jum'at 22 Maret 2024 13:30 WIB
Tersangka genosida Rwanda ditangkap di AS, bunuh 800.000 orang (Foto: Reuters)
Share :

RWANDA - Seorang pria kelahiran Rwanda telah ditangkap di Ohio, Amerika Serikat (AS) dengan tuduhan menyembunyikan keterlibatannya dalam Genosida Rwanda pada 1994.

Jaksa federal menuduh Eric Tabaro Nshimiye menyembunyikan keterlibatannya dalam pembunuhan massal tersebut, termasuk secara pribadi membacok orang hingga mati.

Nshimiye telah tinggal di Ohio sejak tahun 1995 setelah secara curang mendapatkan status pengungsi di AS. Dia sebelumnya membantah terlibat dalam genosida. Dia dijadwalkan hadir di pengadilan federal di Boston di kemudian hari.

“[Tuan] Nshimiye dituduh berbohong untuk menyembunyikan partisipasinya dalam salah satu tragedi kemanusiaan terbesar sepanjang masa,” kata Agen Khusus Investigasi Keamanan Dalam Negeri Michael Krol dalam sebuah pernyataan, dikutip BBC.

“Pemerintah menuduh kesaksiannya dalam membela terpidana genosida adalah upaya yang diperhitungkan untuk menyembunyikan kejahatan mengerikan yang dilakukan selama genosida,” lanjutnya.

Nshimiye bersaksi di persidangan Jean Leonard Teganya pada tahun 2019, yang dinyatakan bersalah sebagai pelaku genosida. Jaksa menuduhnya berbohong di bawah sumpah untuk menyembunyikan keterlibatannya dalam pembunuhan tersebut.

Menurut pengajuan pengadilan, dia diduga secara pribadi berpartisipasi dalam pembunuhan etnis Tutsi dengan memukul kepala mereka dengan pentungan paku dan kemudian membacok mereka sampai mati dengan parang.

Dia meninggalkan Rwanda pada pertengahan tahun 1994. Tahun berikutnya, dia melakukan perjalanan ke Kenya, di mana dia dituduh berbohong kepada petugas imigrasi AS agar bisa masuk ke AS.

Dia menghadapi tuduhan memalsukan, menyembunyikan dan menutupi fakta material, menghalangi keadilan, dan sumpah palsu.

David Johnson, pengacara Nshimiye, tidak segera menjawab panggilan telepon untuk meminta komentar.

Genosida Rwanda menyebabkan sekitar 800.000 orang dibantai di Rwanda oleh ekstremis etnis Hutu hanya dalam 100 hari pada tahun 1994. Genosida ini menargetkan anggota komunitas minoritas Tutsi, serta lawan politik mereka, terlepas dari asal etnis mereka.

(Susi Susanti)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya